Selasa 22 Feb 2022 22:55 WIB

Studi Korsel: Omicron 75 Persen Lebih Kecil Sebabkan Keparahan daripada Delta

75 persen orang terpapar Omicron lebih kecil kemungkinan mengalami penyakit serius

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
Penumpang yang mengenakan alat pelindung tiba di Bandara Internasional Incheon, di Incheon, Korea Selatan
Foto: EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Penumpang yang mengenakan alat pelindung tiba di Bandara Internasional Incheon, di Incheon, Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Sebuah studi Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) menunjukkan orang yang terjangkit varian Omicron hampir 75 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami penyakit serius hingga meninggal dunia. Studi yang dirilis pada Senin (21/2/2022) membandingkan dengan mereka yang tertular varian Delta.

Menurut studi terhadap sekitar 67.200 infeksi yang dikonfirmasi sejak Desember menunjukkan tingkat keparahan dan kematian Omicron rata-rata. Masing-masing 0,38 persen dan 0,18 persen, dibandingkan dengan 1,4 persen dan 0,7 persen untuk kasus varian Delta.

Baca Juga

KDCA mengklasifikasikan kasus parah pada orang yang dirawat di rumah sakit di unit perawatan intensif. Penelitian merekam bahwa sekitar 56 persen dari 1.073 orang yang meninggal selama lima pekan terakhir menunjukkan bahwa mereka tidak divaksinasi atau hanya menerima satu dosis.

Mereka yang meninggal berada pada tingkatan usia 60 tahun atau lebih bertanggung jawab atas 94 persen kematian. Sementara lebih dari 86 persen dari 52 juta penduduk Korea Selatan (Korsel) telah divaksinasi dua dosisi dan hampir 60 persen telah menerima suntikan penguat atau booster.

Korsel telah menjaga kasus dan kematian relatif rendah berkat langkah-langkah jarak sosial yang meluas hingga pengujian dan penelusuran yang agresif. SARS-CoV-2 varian Omikron telah menyebabkan lonjakan kasus infeksi baru harian mencapai rekor 100 ribu pada pekan lalu.

Kendati begitu, pihak berwenang telah mendorong pemulihan ekonominya dengan memberlakukan sedikit pelonggaran aturan jarak sosial di tengah tingkat kematian yang lebih rendah. Ini dilakukan menjelang pemilihan presiden bulan depan.

Pelacakan kontak dan isolasi wajib untuk orang yang divaksinasi dibatalkan demi diagnosis mandiri. Sedangkan otoritas kesehatan mengizinkan perawatan di rumah untuk membebaskan sumber daya medis.

Di antara perubahan jam malam yang ketat, restoran akan buka selama satu jam ekstra untuk kelompok hingga delapan pengunjung, naik dari enam.  Jam malam yang berlangsung lama telah muncul sebagai titik didih politik menjelang pemilihan. Pemilik usaha kecil mendesak aturan tersebut dicabut sementara beberapa ahli memperingatkan kemungkinan ketegangan pada sistem medis oleh karena lonjakan kasus sebab pelonggaran itu.

KDCA mengatakan Omikron menjadi varian dominan pada pekan ketiga Januari dan hingga 90 persen kasus baru adalah Omikron pada pekan pertama Februari. KDCA melaporkan 99.444 kasus baru untuk Senin (21/2/2022), sehingga total infeksi menjadi 2.157.734, dengan 7.508 kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement