REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sinta Saptarina menyatakan Bank sampah, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan TPS 3R dapat berkontribusi dalam usaha menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

"Bank sampah, TPST, TPS 3R bisa memberikan kontribusi baik dalam upaya menurunkan gas rumah kaca," kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK Sitan Saptarina ketika berbicara dalam Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah ke-7 di Jakarta pada Selasa (22/2/2022).

Dia menjelaskan bahwa langkah kecil dengan memilah sampah ke bank sampah atau memproses sampah organik menjadi kompos maka dapat berkontribusi dalam mengurangi produksi gas metana. Gas metana sendiri adalah salah satu gas rumah kaca yang jika terlepas maka berdampak terhadap atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu bumi.

Metana dapat dihasilkan dari timbulan sampah yang mengalami pembusukan, terutama dapat dihasilkan dalam jumlah besar di tempat pemrosesan akhir sampah terbuka. Selain itu gas itu dapat dihasilkan juga dari pengelolaan sampah yang salah seperti pembakaran secara terbuka dan pembuangan sampah sembarangan.

Sektor limbah sendiri masuk dalam sektor yang menjadi target pengurangan emisi Indonesia yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC), bersama dengan sektor kehutanan, industri dan pertanian. Untuk mencapai itu dalam sektor limbah padat, jelasnya, perlu kebijakan yang mendorong lebih sedikit sampah berakhir di landfill atau tempat pembuangan sampah terbuka, pembatasan plastik sekali pakai, gaya hidup minim sampah, pengolahan sampah serta daur ulang.

"Bank sampah tetap berperan besar dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca ini," katanya.