Rabu 23 Feb 2022 06:18 WIB

Sukarno Berutang pada Pedagang Kain Oesman pada Masa Awal Pernikahan dengan Fatmawati

Karena sampai setahun belum kunjung dibayar kain seharga 350 gulden dicatat sebagai utang.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
.

Surat balasan<a href= Soekarno kepada RH Oesman tanggal 24 Mei 1944 yang bahas utang pembelian kain" />
Surat balasan Soekarno kepada RH Oesman tanggal 24 Mei 1944 yang bahas utang pembelian kain

Dalam sekian banyak arsip yang tersimpang di Belanda, ada salah satu arsip yang menarik dan baru saja dibuka ke publik. Arsip itu beri nomor inventaris 3271. Dokumen ini ditemukan selama penggeledahan rumah R.H. Osman, Petodjo 28, Batavia.

Dalam penggegedalah di masa Jakarta dalam masa pendudukukan kolonial itu salah sau dokumen yang di sita termasuk surat menyurat antara Osman, seorang pedagang, dan Soekarno. Dalam salah satu dari sedikit dokumen tulisan tangan Soekarno yang selamat dari Pendudukan dan Revolusi, ada surat tulisan tangan empat halaman tertanggal 24 Mei 1944.

Di dalam surat itu, Soekarno memberikan jawaban panjang lebar atas surat dari Osman (tidak termasuk dalam arsip) di pengembalian satu set kain tekstil. Menurut Osman, barang-barang tersebut diantarkan ke alamat Soekarno, sebagian sebagai hadiah pernikahan kepada Fatmawati, dan sebagian lagi untuk disimpan. Soekarno dan Fatmawati menikah hampir setahun sebelumnya pada Juni 1943.

Dalam suratnya, Soekarno mengacu pada kesibukannya: “Saya memiliki pikiran yang penuh dengan kewajiban saya”, menjelaskan bahwa baik dia maupun Fatmawati tidak dapat mengingat detail kain dan meminta maaf atas kekeliruannya. Soekarno kemudian mempersilakan Osman datang ke rumahnya untuk memilih kain-kain yang kini menjadi bagian dari koleksi kado pernikahan. Sekali lagi, dengan sopan merujuk pada “kesalahpahaman yang bodoh”, Soekarno menutup suratnya.

Meminta kembali barang-barang koleksi Fatmawati tentu saja bukan pilihan yang sangat menarik bagi Osman. Dia kemudian membalas menjawab surat Sukarno itu dengan surat lain, meminta sekali lagi agar Sukarno membuat pilihan berdasarkan apa yang dia masih ingat. Dalam kartu pos tertanggal 26 Juni, Soekarno kembali mengaku tidak tahu kain apa yang dimiliki Osman, dan mengundangnya datang ke rumahnya untuk memilih kain tersebut.

Sebulan kemudian, Osman menjawab bahwa dia tidak dapat mengambil kembali kain yang diberikan oleh Soekarno kepada istrinya. Ia menyerahkan keputusan itu kepada Soekarno, tetapi mau tak mau ia mencatat bahwa ia membeli kain-kain itu seharga 350 gulden.

Permintaan Oesaman memang berani dari seorang pedagang tekstil kepada calon kepala negara Indonesia. Pada masa kini semua hanya bisa berspekulasi apakah dia pernah menerima kompensasi dari Soekarno! atas pembelian yang belum dibayar itu?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement