Kamis 24 Feb 2022 05:40 WIB

KSAL Luncurkan INAP Bantu Kembangkan Potensi Maritim di Jembrana, Bali

Yudo menyaksikan kegiatan tebar perdana benur udang Vaname di kolam budi daya.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono meluncurkan Indonesian Naval Aquagriculture Program (INAP) yang bertujuan membantu masyarakat wilayah pesisir Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, mengembangkan potensi sumber daya maritim. INAP, yang merupakan program budi daya terpadu, adalah hasil kerja sama antara TNI AL, pemerintah daerah, pihak swasta, para ahli, dan akademisi.

Yudo menyampaikan di Jembarana, Rabu (23/2/2022), pada tahap awal ada tiga lokasi INAP di Jembrana. Di masing-masing lokasi, yang luasnya mencapai 60 hektare, ada 30 kolam yang dibangun untuk tempat budi daya. Sejauh ini, kolam di lokasi INAP I di Desa Pabuahan telah tersedia, sementara di dua lokasi lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Baca Juga

Dalam acara peluncuran program di lokasi INAP I, Yudo menyaksikan kegiatan tebar perdana benur udang Vaname di kolam budi daya. Tidak hanya itu, acara peluncuran juga dimeriahkan dengan pelepasan burung merpati. Yudo menyampaikan, fokus INAP adalah budi daya sejumlah komoditas laut, seperti udang, lobster, dan ikan kerapu.

Walaupun demikian, untuk tahap awal, budi daya fokus pada komoditas udang Vaname. Budi daya yang dilakukan dalam program INAP, kata Kasal, telah mengadopsi teknologi ultra intensive aquagriculture, yang diyakini dapat meningkatkan produksi sampai 300 persen jika dibandingkan dengan teknologi budi daya konvensional.

Tidak hanya budi daya, INAP juga dirancang untuk menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar lokasi. Program INAP I, kata Yudo, mampu menyerap 60 pekerja lokal. Dengan demikian, jika ada tiga lokasi INAP, jumlah pekerja yang dibutuhkan mencapai 180 orang.

Yudo berharap, INAP ke depan dapat menjadi sarana edukasi dan riset. Hal itu mengingat untuk tahap awal program itu telah melibatkan sejumlah ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya, dan Universitas Diponegoro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement