Sabtu 26 Feb 2022 05:24 WIB

Benarkah Hawa yang Sebabkan Nabi Adam Diusir dari Surga?  

Adam alaihissalam dikeluarkan dari surga karena kesalahannya bukan Hawa

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Surga. Adam alaihissalam dikeluarkan dari surga karena kesalahannya bukan Hawa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Surga. Adam alaihissalam dikeluarkan dari surga karena kesalahannya bukan Hawa

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Sejumlah anggapan beredar di tengah-tengah masyarakat bahwa keluarnya Adam alaihissalam, akibat godaan dan rayuan Hawa. Benarkah demikian?

Anggota fatwa Lembaga Fatwa Mesir, Dar Ifta, Syekh Dr Amru Al Wardani menyebut kisah tentang hasutan Hawa kepada Nabi Adam alaihissalam hingga terusir dari surga adalah mitos belaka. 

Baca Juga

Dia mengatakan, tidak ada ayat dalam Alquran yang menjelaskan bahwa Hawa menggoda Adam untuk melakukan dosa berupa melanggar larangan Allah SWT agar tidak mendekati pohon khuldi.

Dilansir dari Masrawy, Selasa (22/2/2022), dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 37 disebutkan bahwa Nabi Adam alaihissalam yang meminta ampunan Allah SWT atas kesalahannya, bukan Hawa. Dari sini diketahui bahwa dosa Adam bukan karena rayuan Hawa. Allah SWT berfiman:

فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ 

Artinya: "Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Mahapenerima taubat lagi Mahapenyayang." (QS. Al Baqarah ayat 37). Bahkan dalam ayat lain disebutkan:

وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ

Artinya: "Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah dia." (QS Thaha ayat 121).

“Bahwa pemikiran ini adalah salah satu mitos yang harus kita singkirkan, karena setan menipu Adam dan Hawa bersama-sama dan bukan Hawa yang menyerahkan pohon itu kepada Adam. Ini tidak benar. Dalam hukum Islam, Setan menipu Adam dan Hawa bersama-sama,”ungkapnya.

Karena mitos ini, Hawa diperlakukan dengan sangat buruk, dan salah satu alasan utamanya adalah mitos ini. Jika Tuhan telah mengampuni Adam dan memaafkannya, maka Dia juga sekaligus memaafkan Hawa.

Syekh Al Wardani menjelaskan bahwa beberapa aliran mendukung mitos ini karena mereka merasa dan menginginkan setanisasi wanita. 

“Kita harus mengubah persepsi kita masing-masing. Seperti tuduhan yang berkaitan dengan wanita yang biasa dilontarkan orang untuk membenarkan perlakuan buruk mereka terhadap wanita." katanya.   

Sumber: masrawy  

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.

(QS. Al-Baqarah ayat 222)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement