Sabtu 26 Feb 2022 15:56 WIB

6.000 Warga Mengungsi Akibat Gempa Pasaman Barat

Sebagian besar pengungsi tersebar di 35 lokasi di Pasaman Barat.

Red: Nora Azizah
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi/aww.
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sekitar 6.000 warga mengungsi setelah gempa dengan magnitudo 6,1 terjadi di timur laut wilayah Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, pada Jumat (25/2/2022) pagi. Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB di Jakarta, Sabtu (26/2/2022), Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa sebagian besar pengungsi tersebar di 35 lokasi di wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat mencatat sebanyak 5.000 warga mengungsi di 35 titik di wilayah Kecamatan Talamau, Pasaman, dan Kinali. Di samping itu ada 1.000 orang yang dilaporkan mengungsi di wilayah Kabupaten Pasaman. Gempa juga dilaporkan berdampak pada 16 keluarga yang terdiri atas 53 orang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Menurut data BNPB padaSabtu,gempa dengan magnitudo 6,1 yang pusatnya berada di timur laut wilayah Pasaman Barat telah menyebabkan delapan orang meninggal dunia, 10 orang terluka berat, 76 orang terluka ringan.

Baca Juga

Gempa tercatat menyebabkan tiga orang meninggal dunia,10 orang luka berat, dan 50 orang luka ringan di Kabupaten Pasaman Barat mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan 25 orang terluka diKabupaten Pasaman, serta menyebabkan satu orang terluka di Kabupaten Agam. Selain itu, gempa menyebabkan 103 rumah rusak berat, lima rumah rusak sedang, dan 317 rumah rusak ringan serta mengakibatkan kerusakan tiga fasilitas pendidikan, satu balai masyarakat, aula Kabupaten Pasaman Barat, serta bangunan tempat ibadah dan bank.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah menetapkan masa tanggap darurat bencana alam gempa bumi selama 14 hari dari 25 Februari hingga 10 Maret 2022. Kepala BNPB Suharyantosudah mengunjungi daerah yang terdampak gempa untukmemastikan ketersediaan dukungan sumber daya, perangkat, dan alat utama dalam penanganan darurat dampak bencana. Suharyanto meminta pos komando di tiap kabupaten dan kota yang wilayahnya terdampak gempa berkoordinasi langsung dengan posko provinsi maupun Pusat Pengendalian Operasi BNPB.

"Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, prioritas utama dalam 7x24 jam ke depan yaitu pencarian dan penyelamatan korban gempa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement