Selasa 01 Mar 2022 21:43 WIB

Militer Filipina Serang Kamp Kelompok Bersenjata Pro-ISIS

Jet tempur angkatan udara menjatuhkan belasan bom saat pasukan melancarkan serangan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kelompok ISIS
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kelompok ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, CAGAYAN DE ORO -- Pasukan militer Filipina menyerang sebuah kamp  kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS pada Selasa (1/3/2022). Serangan yang terjadi pada dini hari tersebut menewaskan dua gerilyawan dan seorang tentara di Filipina selatan.

Dua tentara terluka dalam serangan di kamp kelompok teroris Daulah Islamiyah di dekat kota Maguing, provinsi Lanao del Sur. Komandan militer regional, Letnan Jenderal Alfredo Rosario Jr, mengatakan, jet tempur angkatan udara menjatuhkan belasan bom saat pasukan militer melancarkan serangan darat.

 

Rosario mengatakan, orang-orang bersenjata itu melarikan diri setelah militer melancarkan serangan udara. Saat ini mereka yang melarikan diri sedang dalam pengejaran. Serangan itu dilakukan jauh dari komunitas pedesaan untuk mencegah warga sipil terjebak dalam baku tembak.

 

Para pejabat militer mengatakan, pasukan melakukan baku tembak secara sporadis dengan gerilyawan yang melarikan diri. Mereka melarikan diri dengan dipimpin oleh komandan kelompok Daulah Islamiyah yang diidentifikasi sebagai Abu Zacharia.

 

Anggota Daulah Islamiya terlibat dalam pengepungan di kota Marawi selatan pada 2017. Ketika itu ratusan gerilyawan yang mengibarkan bendera hitam seperti kelompok ISIS menduduki gedung-gedung komersial, desa-desa, dan melakukan penyanderaan. 

 

Pasukan Filipina, yang didukung oleh pesawat pengintai Amerika Serikat dan Australia mengatasi pengepungan yang berlangsung selama lima bulan, dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Sebagian besar orang yang tewas adalah anggota kelompok militan tersebut.

 

Militer telah melancarkan serangan terhadap kelompok-kelompok kecil bersenjata yang bersekutu dengan militan yang mengepung Marawi. Termasuk kelompok Abu Sayyaf, yang telah dimasukkan dalam daftar hitam oleh AS dan Filipina karena terlibat pemboman, penculikan dengan meminta uang tebusan, dan pemenggalan kepala. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement