Kamis 03 Mar 2022 00:07 WIB

Kekerasan Muslim di India, 'Kami Diperlakukan Seperti Kambing Qurban'

Muslim menyebut di bawah pemerintahan nasionalis Hindu BJP, mereka warga kelas dua.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Seekor kucing liar duduk bersama umat Muslim menunggu untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Masjid Jama, di New Delhi, India, Rabu, 14 April 2021. Kekerasan Muslim di India, Kami Diperlakukan Seperti Kambing Qurban
Foto: AP/Manish Swarup
Seekor kucing liar duduk bersama umat Muslim menunggu untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Masjid Jama, di New Delhi, India, Rabu, 14 April 2021. Kekerasan Muslim di India, Kami Diperlakukan Seperti Kambing Qurban

REPUBLIKA.CO.ID, LUCKNOW -- Negara bagian Uttar Pradesh (UP) di India telah menjadi berita utama atas kejahatan kekerasan terhadap Muslim sejak 2014 ketika Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa di India. Tiga tahun kemudian, partai itu menang telak di negara bagian tersebut.

BJP menunjuk Yogi Adityanath, seorang biksu Hindu berjubah kuning kunyit yang menjadi politikus sebagai menteri utama. Ia dikenal karena sikap anti-Muslimnya. Dalam beberapa hari setelah kemenangan itu, satu desa UP memasang poster yang meminta umat Islam untuk pergi.

Baca Juga

Uttar Pradesh adalah salah satu negara bagian pertama yang mengesahkan undang-undang menentang perpindahan agama secara paksa yang kerap digunakan untuk melecehkan dan memenjarakan pria Muslim dalam hubungan antaragama dengan wanita Hindu. Sementara itu, Muslim yang memprotes undang-undang kewarganegaraan yang kontroversial dipukuli dan harta benda mereka disita, sampai Mahkamah Agung menyatakannya ilegal.

Selama pandemi, para pemimpin BJP menuduh pria Muslim melakukan "jihad Corona" atau perilaku yang diduga menyebarkan virus tersebut. Diskriminasi sehari-hari seperti itu, yang jauh lebih berbahaya, meminggirkan umat Islam. Padahal umat Islam di UP berjumlah 40 juta dan hampir 20 persen dari populasi UP.

Pada pertengahan Agustus tahun lalu, kelompok Hindu yang main hakim sendiri menyerang sebuah warung makan populer yang dijalankan oleh tiga bersaudara Muslim di kota kuil Mathura di negara bagian India utara ini. Abid, salah seorang yang mengelola Shrinath Dosa Corner tersebut, mengatakan orang-orang itu menuduh mereka mengambil keuntungan dari nama dewa Hindu dan merobek poster dan papan nama mereka.

"Mereka bilang orang Hindu makan di sini karena mereka mengira Anda orang Hindu," kata Abid, dilansir di BBC, Rabu (2/3/2022).

Kios Abid terletak di pasar yang menjual barang-barang elektronik, hanya beberapa kilometer dari kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu Krishna. Shrinath sendiri adalah nama lain untuk Krishna dan orang beragama ini percaya Mathura adalah tempat kelahirannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement