Kamis 03 Mar 2022 01:07 WIB

Kena Omicron, 3 Gejala yang Kurang Lazim Bisa Muncul: Beda dengan Gejala Klasik Covid-19

Kena omicron, orang tak selalu mengembangkan gejala klasik Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Gejala infeksi SARS-CoV-2 varian omicron dapat berbeda dengan gejala klasik Covid-19...
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Gejala infeksi SARS-CoV-2 varian omicron dapat berbeda dengan gejala klasik Covid-19...

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Selama dua tahun pandemi Covid-19, ada tiga gejala utama yang sudah akrab di masyarakat, yaitu demam tinggi, batuk yang terus-menerus, dan kehilangan atau berkurangnya fungsi indra penciuman atau pengecap. Begitu infeksi varian omicron dari SARS-CoV-2 mendominasi, gejala yang kurang lazim juga muncul, termasuk ruam kulit.

Menurut data ZOE Covid Study di Inggris, belakangan hanya 50 persen orang yang mengalami tiga gejala klasik, yaitu demam, batuk, atau kehilangan indra penciuman atau pengecap. Faktanya, hanya seperlima orang yang terinfeksi Covid-19 yang kini mengalami masalah dengan kemampuan membaui dan mengenali rasa makanan-minuman.

Baca Juga

Infeksi omicron biasanya lebih terasa seperti pilek bagi banyak orang. Data ZOE memperkirakan bahwa 52,5 persen orang yang mengalami gejala seperti pilek cenderung memiliki gejala Covid-19.

Ilmuwan ZOE Covid Study yang dipimpin Prof Tim Spector mencantumkan gejala Covid-19 yang paling penting untuk dikenali adalah:

- Pilek

- Sakit kepala

- Bersin

- Sakit tenggorokan

- Batuk terus-menerus

- Demam

- Kehilangan kemampuan indra penciuman dan pengecap

Sementara itu, ada tiga tanda Covid-19 yang tidak biasa akibat infeksi varian omicron. Beberapa gejala yang tak lazim juga bisa menandakan Covid-19. Waspadai jika mengalami keluhan seperti ini:

1. Ruam kulit

Jutaan pasien Covid-19 menemukan ruam pada kulit, jari tangan, jari kaki, mulut, dan lidah akibat penyakit tersebut. Belum ada penjelasan yang menyebabkan ruam ini, tetapi itu bisa dikaitkan dengan respons kekebalan terhadap virus.

"Ruam Covid-19 biasanya gatal dan ini sapat menyebabkan kurang tidur," ungkap Prof Spector merujuk informasi dari aplikasi ZOE Covid Study, seperti dikutip dari laman Express.co.uk, Rabu (2/3/2022).

Aplikasi tersebut memperlihatkan, beberapa orang dengan ruam juga mengalami kepekaan terhadap sinar ultraviolet (UV) dan mendapatkan bercak merah di wajah mereka setelah berada di luar dalam waktu yang singkat. Ini mungkin jenis ruam biang keringat atau cacar air atau jenis gatal-gatal. Tetapi bagaimanapun juga, itu tidak menyenangkan.

2. Delirium

Delirium dikatakan sebagai gejala Covid-19 yang lebih sering terjadi pada orang tua yang lebih lemah. Baik aplikasi ZOE maupun penelitian King's College London telah menemukan bahwa orang tua menjadi semakin bingung atau mulai bertingkah aneh setelah didiagnosis terinfeksi Covid-19.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ ࣖ
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang.

(QS. As-Saff ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement