Senin 07 Mar 2022 09:38 WIB

Jangan Hanya Ukraina, Angelina Jolie Ingin Dunia Ikut Lihat Konflik Yaman

Angelina Jolie ingin menarik perhatian dunia soal konsekuensi dari konflik di Yaman

Red: Esthi Maharani
Aktris Angelina Jolie mengunjungi kota selatan Aden, Yaman dan mengatakan ingin menarik perhatian dunia soal konflik di negara tersebut
Foto: EPA
Aktris Angelina Jolie mengunjungi kota selatan Aden, Yaman dan mengatakan ingin menarik perhatian dunia soal konflik di negara tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Aktris Hollywood Angelina Jolie mengunjungi kota selatan Aden, Yaman, pada Ahad (6/3/2022). Dia ingin menarik perhatian dunia soal konsekuensi dari konflik delapan tahun di Yaman.

Jolie mengatakan kunjungannya bertujuan untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Yaman. "Ketika kita terus menyaksikan kengerian yang terjadi di Ukraina dan menyerukan diakhirinya segera konflik dan akses kemanusiaan, saya di sini di Yaman untuk mendukung orang-orang yang juga sangat membutuhkan perdamaian," kata utusan khusus UNHCR di akun Instagram.

Baca Juga

Menurut Jolie, kondisi yang terjadi di Yaman merupakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan satu warga sipil tewas atau terluka setiap jam pada 2022. Selain itu, ekonomi hancur oleh perang  dan lebih dari 20 juta orang Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

"Dia akan mengunjungi keluarga Yaman, termasuk keluarga terlantar dan pengungsi, untuk mendengar langsung dari mereka bagaimana konflik telah menghancurkan hidup mereka," kata Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) dalam sebuah pernyataan.

"UNHCR berharap kunjungannya akan menyoroti meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di Yaman dan membantu memobilisasi dukungan mendesak untuk pekerjaan kemanusiaan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi tahunan untuk Yaman pada 16 Maret," ujar UNHCR dikutip dari Anadolu Agnecy.

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa. Konflik tersebut, menurut perkiraan PBB, telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Hampir 80 persen populasi atau sekitar 30 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. Sedangkan lebih dari 13 juta berada dalam bahaya kelaparan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement