Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Taufik Akbar

Bergeraklah, Alam Pun Bergerak

Gaya Hidup | Tuesday, 08 Mar 2022, 09:06 WIB
ilustrasi manusia dan alam: freefik.com

Saat anda membaca tulisan ini, disadari atau tidak waktu terus berjalan. Pagi hari saat anda pergi bekerja atau mulai beraktivitas, matahari nampak dari timur. Saat senja atau malam hari pulang dari bekerja, matahari sudah di ufuk barat atau mungkin sudah tak terlihat. Jika anda fokus pada aktivitas atau pekerjaan anda, waktu seharian tersebut bisa jadi tak terasa. Mungkin kita akan berkata ehh udah sore aja, ehh udah pagi lagi, ehh udah hari senin lagi, ehh udah sebulan dan seterusnya. Dan pada bulan maret ini, tak terasa genap dua tahun sudah kita menjalani kehidupan dalam suasana pandemi covid-19.

Rekaman kehidupan pada awal tulisan di atas, disadari atau tidak karena alam terus bergerak dan waktu terus berjalan. Ya, alam semesta tak pernah diam, matahari, bumi, bulan, dan benda-benda angkasa lainnya bergerak. Elemen-elemen yang ada di bumi seperti tanah, air, udara juga bergerak. Bergeraknya air dan udara pastinya mudah diamati. Bergeraknya tanah contohnya bisa kita lihat pasca gempa di Pasaman Sumatera Barat dan Banten pada pekan lalu.

Hewan besar dan kecil jelas terlihat bergerak. Tumbuhan juga melakukan gerak, tentunya tidak seperti hewan dan manusia. Makhluk hidup mikroskopis seperti bakteri, virus dan makhluk hidup lainnya penghuni bumi juga bergerak. Semesta senantiasa bergerak, dari partikel atom hingga milyaran bintang dalam galaksi. Maka jika alam yang isinya lebih banyak benda-benda mati saja bergerak, tentu kita sebagai manusia sudah semestinya juga harus bergerak.

Dalam teori atom, ada bagian atom yang disebut elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasannya masing-masing. Benda-benda dalam tata surya kita seperti bulan, planet-planet dan asteroid juga bergerak pada lintasannya. Begitu pun matahari dan bintang-bintang beredar pada lajurnya masing-masing. Pergerakannya teratur mengikuti kehendak Sang Pencipta atau istilahnya bergerak sesuai sunatullah

Dalam teori fisika, benda yang bergerak mempunyai kecepatan. Bumi berotasi dengan kecepatan 1.670 km/jam. Kecepatan gerak bumi mengelilingi matahari 110.000 km/jam. Kecepatan gerak matahari mengelilingi galaksi bimasakti dan bintang-bintang lain lebih kurang 720.000 km/jam. Namun, kecepatan manusia mengarungi samudra kehidupan relatif berbeda dirasakan masing-masing individu. Tergantung sejauh mana manusia bisa memahami dirinya dan tujuan hidupnya

Bergeraknya sel, aliran darah, gerak pertumbuhan tubuh, gerak pada sistem pernafasan, sistem pencernaan, dan sistem organ lainnya dalam tubuh manusia juga mengikuti sunatullah. Namun, berbeda dengan mahluk lainnya di muka bumi, manusia sebagai makhluk yang istimewa diberi kebebasan mau bergerak kemana dalam kehidupannya. Ya, karena manusia dianugerahi sesuatu yang spesial untuk bisa berpikir, memilih dan berkehendak. Sesuatu itu adalah otak yang dengannya manusia disebut makhluk yang berakal.

Gerak hidup manusia di muka bumi ini adalah sebuah perjalanan. Dunia bukan tujuan akhir dari gerak langkah manusia yang sadar, Life is a journey Not destination. Karena apapun yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara. Kecantikan dan ketampanan mungkin bisa dirasakan atau bertahan hanya setengah abad. Pangkat dan jabatan ada batas dan periodenya. Kekayaan pun tidak akan bisa dinikmati selamanya. Banyak cerita orang kaya yang meninggal karena covid atau penyakit lainnya dimana kekayaannya sama sekali tak bisa membantu takdir kematiannya.

Maka kita harus pandai memilih agar gerak dan perjalanan di dunia tidak salah jalan. Karena pada hakikatnya gerak hidup kita adalah sebuah pilihan. Sebelum bergerak pastinya kita akan memilih, baik secara sadar maupun secara spontan. Secara sadar berarti kita berpikir terlebih dulu sebelum bertindak. Secara spontan berarti sudah menjadi kebiasaan atau karakter atau kita sering melatihnya. Dan semua pilihan kita itu pasti ada konsekuensinya. Kita bergerak ada konsekuensinya. Kita diam pun ada konsekuensinya juga.

Cara manusia bergerak atau menjalani kehidupan ini tentunya berbeda satu dengan lainnya. Banyak yang memilih menjadi orang yang biasa biasa saja. Lebih sedikit yang memilih menjadi orang yang luar biasa. Pilihan-pilihan tersebut bisa berubah seiring berkembangnya wawasan pengetahuan. Dan aktifnya proses berpikir akan mendorong ke arah mana pilihan masing-masing orang.

Menulis adalah salah satu pilihan cara bergerak dari sedikit orang. Menulis artikel dan buku atau berkarya lainnya adalah pilihan dari beberapa orang dalam melakukan perjalanan. Ya berkarya adalah cara manusia bergerak dan melakukan perjalanan agar hidupnya bermakna. Manusia tanpa karya dan legacy mungkin dianggap manusia yang tak bernilai. Jika dia mati, mudah sekali orang akan melupakan namanya.

Orang yang kurang gerak secara fisik akan menimbulkan masalah kesehatan pada dirinya. Banyak penyakit yang ditimbulkan karena kurang gerak seperti.obesitas, diabetes, jantung, stroke dan lainnya.

Karena manusia bukan hanya terdiri dari unsur fisik, maka gerak dari unsur yang lainnya juga diperlukan. Akal (otak) dan qolbu (hati) seharus lebih dahulu dilatih untuk bergerak secara positif. Menggerakkan akal agar kita terbiasa berpikir sebelum bertindak. Menggerakkan hati agar hidup kita terarah sesuai fitrah ilahi. Menggerakkan akal dan hati maka kita akan hati-hati dan bertindak bijak. Seperti sepeda yang terus dikayuh, menggerakkan semua elemen manusia secara utuh akan menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup manusia dan alam semesta.

Pada hakikatnya hidup itu bergerak. Namun, kehidupan dunia itu fana tidak akan selamanya. Maka akan sangat arif dan bijaksana jika dalam hidup, kita manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima. Dan semoga gerak dan karya kita mengantarkan kita menjadi orang-orang yang mulia dan bahagia. Dari Ibnu ‘Abbas ra, Rasulullah Saw bersabda, “manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image