Selasa 08 Mar 2022 18:10 WIB

Peneliti BRIN Ungkap Bahaya Mikroplastik di Udara

Mikroplastik diyakini akan menjadi sumber pencemar baru.

Red: Agung Sasongko
 Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova
Foto: istimewa
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARAT -- Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova menyampaikan temuan bahwa mikroplastik sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama jika terhirup oleh sistem pernapasan manusia. Mikroplastik sendiri merupakan bentuk plastik yang memiliki ukuran kurang dari setengah centimeter dan bisa terkandung di udara yang dihirup sehari-hari.

“Kalau ada mikroplastik, kemudian secara tidak sengaja kita hirup, secara tidak langsung kita memasukkan racun, baik itu plastik sendiri, bahan aditifnya atau bahan campuran dari polutan lain ke dalam tubuh,” ujar Reza dalam video yang diunggah akun instagram Bicara Udara, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Reza menjelaskan, plastik itu bersifat unik, sehingga menjadi tempat penempelan bagi bahan polutan yang lain. Menurutnya, ketika plastik ini masuk dalam organ tubuh yang ternyata ditempeli oleh bahan polutan yang lain dan ikatan itu tidak lepas, maka berpotensi meninggalkan luka di dalam tubuh.

“Lalu, kalau nanti bisa menjadi tempat masuknya polutan ke dalam tubuh, secara tidak langsung kita bisa bilang bahwa plastik ini media pembawa polutan yang lain dan mempercepat kemungkinan polutan yang lain masuk ke tubuh menjadi lebih cepat,” ungkapnya.

Mikroplastik ini, lanjut Reza, akan menjadi sumber pencemar baru, baik yang ada di udara, air, dan darat, sehingga dapat berbahaya terutama bagi kehidupan manusia.

“Itu jadi satu problematika tersendiri dan itu yang perlu kita perhatikan supaya tidak mengganggu kehidupan kita sehari-hari,” tukasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement