Selasa 08 Mar 2022 18:41 WIB

Pakar: Pandemi Memberi Dampak Ekonomi Terbesar Setelah Perang Dunia

Covid-19 telah menghancurkan tiga persen PDB dunia.

Red: Teguh Firmansyah
Virus corona (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus corona (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang dirasakan hampir di seluruh dunia memberikan dampak ekonomi terbesar setelah Perang Dunia II. Demikian menurut Chair of T20 Global Health Supply Chain Program (GHSC) Prof Hasbullah Thabrany.

Hasbullah dalam acara T20 the Indonesian Healthcare Future Forward yang dipantau di Jakarta, Selasa, mengatakan Covid-19 telah menghancurkan tiga persen PDB dunia, atau sekitar 38 triliun Dollar AS.

Baca Juga

"Ini adalah dampak ekonomi terbesar setelah Perang Dunia II, bahkan lebih besar dari itu. Pandemi menyadarkan kita akan kehancuran sistem kesehatan, dan berpengaruh pada ekonomi global," ujar Ketua Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia tersebut.

Hasbullah juga mengatakan bahwa lebih dari 100 juta orang di dunia mengalami penurunan kesejahteraan (miskin) akibat Covid-19. Oleh karenanya, dia mengatakan, jika sebuah negara mengalami perkembangan ekonomi, hal itu juga akan meningkatkan sistem perawatan kesehatan.

Menurutnya, diperlukan inovasi untuk memikirkan skema baru guna mendukung hal tersebut.Seperti halnya pada Indonesia, skema tersebut tertuang pada komitmennya untuk berkontribusi pada pembangunan sistem kesehatan global.Selain itu dia juga mengingatkan bahwa tidak hanya pandemi, namun krisis iklim juga memberikan dampak kepada kesehatan, juga pada ekonomi.

"Tahun lalu setelah G20, Presiden kita menghadiri pertemuan perubahan iklim, yang secara kebetulan, bahwa pandemi dan krisis iklim akan berdampak besar pada perawatan kesehatan dan juga pada ekonomi," kata dia.

Hasbulllah mengatakan selain komitmen pada pembangunan sistem kesehatan global, menurutnya kebijakan pendanaan terhadap sistem kesehatan di sebuah negara menjadi elemen penting.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
ۨالَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّآ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَّصَلَوٰتٌ وَّمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللّٰهِ كَثِيْرًاۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ
(yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

(QS. Al-Hajj ayat 40)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement