Kamis 10 Mar 2022 16:41 WIB

Menlu Retno Panggil Dubes Ukraina dan Rusia di Jakarta

Posisi Indonesia konsisten pada mandat konstitusi dalam menyikapi Invasi Rusia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022). Rapat kerja tersebut diantaranya membahas usulan reaktivasi pembukaan hubungan diplomatik dengan Republik Sudan Selatan serta rencana kerja dan program prioritas pada Presidensi Indonesia di G-20.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022). Rapat kerja tersebut diantaranya membahas usulan reaktivasi pembukaan hubungan diplomatik dengan Republik Sudan Selatan serta rencana kerja dan program prioritas pada Presidensi Indonesia di G-20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memanggil Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin dan Dubes Rusia untuk RI Ludmila Vorobieva di Jakarta. Inisiatif ini dilakukan Retno menyusul eskalasi antara Rusia-Ukraina.

"Kedua Dubes dipanggil pada waktu yang berbeda dan menyampaikan dua hal utama posisi Indonesia terkait ketegangan yang terjadi saat ini," ujar Kepala Biro dukungan Strategis Pimpinan (BDSP) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Achmad Rizal Purnama dalam press briefing virtual, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga

Dalam pertemuan tersebut Retno menyampaikan posisi Indonesia yang konsisten pada mandat konstitusi dalam menyikapi perang antara Rusia dan Ukraina. Mandat konstitusi yakni mendukung upaya perdamaian kedua negara yang sedang bertikai.

"Dan dalam pernyataannya kepada kedua Dubes, Retno menekankan bahwa saat ini penting untuk de-eskalasi, turunkan tensi, dan stop peperangan sebab situasi kemanusiaan sudah sangat mengkhawatirkan," kata Rizal.

Rizal mengatakan, bahwa Menlu Retno dalam pembicaraannya dengan kedua Dubes menegaskan bahwa koridor kemanusiaan sangat penting demi keamanan warga sipil yang dievakuasi. Menyusul jutaan orang yang sudah melarikan diri untuk evakuasi dari Ukraina termasuk warga negara Indonesia (WNI) karena pertempuran yang terjadi.

Sementara itu, Rizal mengatakan bahwa masing-masing Dubes telah menyampaikan pandanganya mengenai situasi terakhir. Dalam hal ini, Indonesia mendengarkan dengan cermat apa yang mereka sampaikan.

Retno juga selalu menekankan posisi Indonesia pada prinsip terkait dengan amanat konstitusi untuk berkontribusi pada perdamaian dunia, dan kepentingan nasional Indonesia. "Posisi itu dipahami betul oleh semua pihak, meski banyak yang tidak serujuk dengan posisi kita, tapi mereka paham," kata Rizal.

Indonesia juga berdiri pada prinsip penghormatan hukum internasional khususnya penghormatan dan integritas teritorial. Kepada kedua Dubes, Retno menegaskan bahwa serangan militer tidak bisa terima.

Dalam podcast Deddy Corbuzier, Selasa (8/3/2022) lalu, Retno mengatakan, mandat konstitusi dengan prinsip kepentingan nasional menjadi kiblat dalam menyikapi perseteruan dua negara tersebut. Sebab dampak akibat perang itu sangat luas.

"Dampaknya akan sangat besar, terutama pada sektor ekonomi. Kemudian hitungan mengenai masalah energi. Harga minyak dunia sekarang sudah mencapai 115 dolar AS per 4 Maret 2022. Itu adalah harga tertinggi sejak 2014," terangnya.

Indonesia tidak ikut memboikot Rusia terkait dengan pertempuran dengan Ukraina seperti yang dilakukan banyak negara. Meski dampak perang sudah terasa, Indonesia tidak alih-alih mengikuti upaya negara-negara lain untuk memberikan sanksi pada Rusia khususnya.

"Perang ini berlanjut maka dampak ke Indonesia terasa harga minyak dan gas. Namun kini kita mengurus fokus pada pemulihan pandemi, kita memfokus keluar dari pandemi dengan prioritas kita," ujarnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَمِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مَنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُّؤَدِّهٖٓ اِلَيْكَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِدِيْنَارٍ لَّا يُؤَدِّهٖٓ اِلَيْكَ اِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَاۤىِٕمًا ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لَيْسَ عَلَيْنَا فِى الْاُمِّيّٖنَ سَبِيْلٌۚ وَيَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Dan di antara Ahli Kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu. Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka berkata, “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang buta huruf.” Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.

(QS. Ali 'Imran ayat 75)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement