Kamis 10 Mar 2022 18:07 WIB

Dampak Sanksi Barat, Ekonomi Rusia Alami Syok

Pemerintah Rusia telah mengambil sejumlah langkah untuk stabilkan ekonomi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Foto: EPA
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin pada Kamis (10/3/2022) mengatakan, per ekonomi Rusia mengalami syok akibat sanksi Barat. Pemerintah Rusia mengambil sejumlah langkah untuk meminimalisir dampak buruk dari perang ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

"Ekonomi kita mengalami syok sekarang dan ada konsekuensi negatif. Itu akan diminimalkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Baca Juga

Peskov menggambarkan, situasi ekonomi Rusia saat ini bergejolak. Namun pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk menenangkan dan menstabilkan perekonomian.  

"Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Perang ekonomi yang telah dimulai melawan negara kita belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi sangat sulit untuk memperkirakan apa pun," kata Peskov.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar rapat melalui konferensi video dengan anggota Kabinet pada Kamis. Dilansir TASS, Kremlin mengatakan, pertemuan itu membahas langkah-langkah untuk mengurangi konsekuensi sanksi Barat bagi ekonomi Rusia. Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang sangat besar kepada Rusia. Sanksi dijatuhkan karena invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari. 

Uni Eropa pada Rabu (9/3/2022)  menambahkan 14 oligarki Rusia ke dalam daftar sanksi. Mereka diantaranya miliarder, anggota parlemen, dan pebalap Formula Satu (F1).

Dilansir Anadolu Agency, Kamis (10/3/2022), miliarder Rusia, Andrey Melnichenko yang aktif di bidang batubara dan pupuk masuk ke dalam daftar sanksi Uni Eropa. Selain itu, produsen pupuk Andrei Guriev, produsen pipa baja Dmitry Pumpians, dan agroindustri Vadim Moshkovich juga berada dalam daftar sanksi serupa.

Uni Eropa menambahkan pengusaha dan menantu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Alexander Vinokurov ke dalam daftar sanksi. Selain itu, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi kepada pengusaha industri kimia, Dmitry Arkadievich Mazepin, dan putranya yang merupakan pebalap F1 Nikita Mazepin. Termasuk CEO perusahaan penerbangan terbesar Rusia Aeroflot, Mikhail Poluboyarinov.

Dalam daftar sanksi itu, terdapat 146 anggota Dewan Federal Rusia. Uni Eropa membekukan aset mereka yang masuk dalam daftar sanksi, sekaligus larangan memasuki Eropa. 

Selain itu, Uni Eropa melarang penjualan langsung atau tidak langsung, pasokan, transfer, atau ekspor navigasi maritim dan teknologi komunikasi radio ke Rusia. Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Belarus, yang merupakan sekutu Rusia.

Baca juga : Menlu Retno Panggil Dubes Ukraina dan Rusia di Jakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement