Jumat 11 Mar 2022 16:16 WIB

Bersama BUBU, BMH Serahkan Satu Unit Sumur Bor di Tanah Karo

Dengan sumur ini,  problem kekurangan air di pesantren ini sudah teratasi.

Red: Irwan Kelana
BMH bersama keluarga Bani Umar Bin Usman (BUBU) menyerahkan satu unit sumur bor untuk Pesantren Tahfidz Hidayatullah di Desa Gundaling, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Tanah Karo, Rabu (9/3).
Foto: Dok BMH
BMH bersama keluarga Bani Umar Bin Usman (BUBU) menyerahkan satu unit sumur bor untuk Pesantren Tahfidz Hidayatullah di Desa Gundaling, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Tanah Karo, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Air menjadi kebutuhan mendasar bagi umat manusia. Tak terkecuali bagi masyarakat  yang tinggal di pedalaman dan pinggiran kota. Keterbatasan air terkadang menjadi hambatan bagi masyarakat dalam beraktivitas. Terlebih di lokasi yang semakin buruk kala kemarau tiba. 

Merespons kondisi tersebut, BMH hadir dalam upaya memberikan jawaban yang nyata melalui program sumur bor. 

Rabu, (9/3) BMH bersama keluarga Bani Umar Bin Usman (BUBU) menyerahkan satu unit sumur bor untuk Pesantren Tahfidz Hidayatullah Karo, tepatnya Desa Gundaling, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Tanah Karo.

Hadirnya sumur bor di pesantren ini menjadi jawaban atas krisis air yang dialami selama ini. Hal itu disampaikan Lukman, kepala Perwakilan BMH Sumatera Utara.  "Kebutuhan air di tempat ini sangat penting. Apalagi saat ini sudah ada 55 santri serta warga sekitar untuk memenuhi berbagai macam keperluan seperti konsumsi, bersuci dan beribadah," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Penyerahan dilakukan langsung oleh Keluarga Bani Umar Bin Usman, Zulfan Siregar. Di hadapan santri dan pengurus pesantren,  ia menuturkan dengan suara bergetar menahan haru,  “Ini adalah wakaf dari bapak dan opung kami.  Semoga bermanfaat membawa kebaikan untuk santri Hidayatullah dan warga sekitar.”

Ustadz  Habib pun menyampaikan rasa syukurnya. "Kami sangat gembira dan tentu berterimakasih atas bantuan sumur bor ini. Dengan sumur ini,  problem kekurangan air di pesantren ini sudah teratasi. Terima kasih kepada keluarga pewakif dan juga kepada BMH yang telah memfasilitasi sumur ini," tuturnya.

Proses pengeboran mengalami kendala yang cukup berat serta membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan.  "Karena kondisi struktur tanahnya bebatuan. Tapi Alhamdulillah. Berkat doa, ikhtiar dan dukungan dari semua pihak, sumur bor dengan kedalaman 135 meter dapat menghasilkan air yang jernih, deras dan bersih,"  ungkap Lukman. 

Ia juga menyampaikan rasa syukur terima  kasih kepada keluarga Bani Umar Bin Usman. "Semoga ini menjadi pahala jariyah dan mengalirkan pahala yang tiada putusnya,"  pungkasnya.

Ia juga mengemukakan, program Sedekah Sumur Bor akan terus dijalankan sepanjang tahun. Dan saat ini, BMH Sumut sedang berikhtiar untuk membangun sumur bor lengkap dengan instalasinya di Kepulauan  Nias dengan total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 37 juta. “Yuk, bareng BMH gotong royong wujudkan Sumur Bor Santri Tahfidz Kepulauan Nias,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement