Sabtu 12 Mar 2022 22:11 WIB

Insiden Gas Beracun Dieng, BPDB Banjarnegara: Kondisi Sudah Terkendali   

BPDB Banjarnegara meminta masyarakat tak panik sikapi insiden gas beracun Dieng

Red: Nashih Nashrullah
Lokasi pengeboran sumur panas bumi di lokasi PAD 28, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. BPDB Banjarnegara meminta masyarakat tak panik sikapi insiden gas beracun Dieng
Foto: Dok Istimewa
Lokasi pengeboran sumur panas bumi di lokasi PAD 28, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. BPDB Banjarnegara meminta masyarakat tak panik sikapi insiden gas beracun Dieng

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, menginformasikan satu orang meninggal dunia diduga akibat keracunan gas beracun di lokasi pengeboran sumur panas bumi di lokasi PAD 28, Dieng.

"Dari informasi yang didapat ada sembilan pekerja yang sedang melakukan persiapan pengeboran di Sumur PAD 28 Geo Dipa, kemudian diduga keluar gas H2S dari sumur yang menyebabkan pekerja mengalami kejang, sesak nafas dan muntah. Dari kejadian tersebut satu orang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo, melalui siaran pers yang diterima di Purwokerto, Sabtu (12/3/2022).

Baca Juga

Andri menjelaskan, lokasi Sumur PAD 28 Geo Dipa tersebut berada di Dusun Pawuhan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur. 

"Sesaat setelah kejadian, para pekerja telah langsung dibawa ke Puskesmas Kejajar 1. Diketahui satu orang dalam keadaan meninggal dunia dan delapan lainnya dirujuk ke RSUD Wonosobo," katanya.

Pada saat ini, kata dia, delapan orang itu telah mendapatkan perawatan di RSUD KRT Setjonegoro, Wonosobo, dan dilakukan penanganan lebih lanjut. 

Dia menambahkan bahwa begitu mendapatkan laporan, tim dari BPBD Banjarnegara langsung meluncur ke lokasi dan melakukan pendataan korban di RSUD Wonosobo.

"Pihak kepolisian juga sudah melakukan olah TKP dan mencatat keterangan saksi-saksi," katanya. 

Terkait kejadian tersebut, Andri meminta masyarakat untuk tidak panik karena pada saat ini kondisi sudah terkendali. "Masyarakat juga agar tidak mudah percaya berita yang belum jelas kebenarannya, atau disinformasi atau hoaks, cari info dari sumber-sumber terpercaya," katanya.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement