Ahad 13 Mar 2022 23:29 WIB

Madu Lokal Jateng Tembus Pasar Internasional

Produk Madu Murni Wijaya lebih luas dikenal, bahkan sampai ke luar negeri.

Red: Qommarria Rostanti
Madu Murni Wijaya, salah satu produk madu lokal yang diproduksi secara rumahan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mampu menembus pasar internasional (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Madu Murni Wijaya, salah satu produk madu lokal yang diproduksi secara rumahan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mampu menembus pasar internasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Madu Murni Wijaya, salah satu produk madu lokal yang diproduksi secara rumahan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mampu menembus pasar internasional, di Swiss dan Belanda, berkat ruang promosi daring bagi pelaku UMKM, Lapak Ganjar.

"Saya berinisiatif untuk mengikutkan produk saya pada Lapak Ganjar. Alhasil produk lebih luas dikenal, bahkan sampai ke luar negeri," kata Aklis Nurdiansyah selaku pemilik usaha Madu Murni Wijaya, Ahad (13/3/2022).

Baca Juga

Lapak Ganjar yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir secara tematik setiap satu pekan sekali dan pelaku UMKM yang terpilih akan ditampilkan pada Instastory Ganjar langsung.

Ia mengaku mulai merintis usahanya memproduksi madu lokal sejak tahun 2019 atau bertepatan pandemi Covid-19, di mana madu banyak diminati masyarakat.

Namun saat itu, permintaan hanya datang dari sekitaran Borobudur, Kabupaten Magelang dan promosi produknya dilakukan melalui akun media sosial pribadinya, baik Facebook, Instagram, dan WhatshApp.

"Setelah ikut Lapak Ganjar, produk saya semakin dikenal di berbagai daerah di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Papua, dan Batam, bahkan ada salah seorang pengusaha di Magelang yang membawa produk madunya untuk dijual di Swiss dan Belanda," ujarnya.

Aklis sempat kewalahan untuk memenuhi banyaknya permintaan sehingga harus membagi stok madunya di antara daerah-daerah konsumennya. Awalnya, dirinya hanya bisa menjual 10 botol madu per hari, namun saat ini bisa menjual hingga 40 botol madu per harinya.

"Pernah kami setop karena stok terbatas dan permintaan banyak. Akhirnya kita harus bagi untuk daerah-daerah pembeli," katanya yang beralamat di Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini.

Hingga saat ini, Aklis terus mengembangkan usaha madunya baik secara kuantitas maupun kualitas. "Usaha ini melibatkan dua orang teman saya yakni pemburu lebah dan petani lebah. Untuk mendapatkan madu yang berkualitas, lebah ini kita taruh di atas Bukit Menoreh yang masih bisa menyerap sari-sari bunga alami," ujarnya.

Berdasarkan pengalamannya, Aklis menyebut Lapak Ganjar sangat membantu UMKM untuk maju, bukan hanya di Jawa Tengah, melainkan seluruh UMKM di Indonesia. "Di tengah kesibukannya, Pak Ganjar masih peduli kepada UMKM kecil," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement