Rabu 16 Mar 2022 00:18 WIB

Pakar: Daya Tular 'Son of Omicron' Hampir Setara dengan Penyakit Paling Menular di Dunia

Son of Omicron sekitar 1,4 kali lebih menular daripada varian omicron orisinal.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19. Ahli menyebut, daya tular BA.2 alias Son of Omicron bisa dikatakan hampir mendekati daya tular penyakit paling menular di dunia, yaitu campak.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Ahli menyebut, daya tular BA.2 alias Son of Omicron bisa dikatakan hampir mendekati daya tular penyakit paling menular di dunia, yaitu campak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian omicron, BA.2, disebut memiliki daya tular yang lebih tinggi dibandingkan strain orisinal varian omicron, yakni BA.1. Ahli epidemiologi bahkan menyebut BA.2 yang dijuluki "Son of Omicron" alias "Stealth Omicron" memiliki daya tular yang hampir setara dengan penyakit paling menular di dunia.

Mengingat daya tularnya yang tinggi, BA.2 bisa menyebar dengan sangat cepat. Saat ini, Son of Omicron bahkan sudah mendominasi di antara varian omicron yang beredar di Inggris.

Baca Juga

"Omicron BA.2 sekitar 1,4 kali lebih menular dibandingkan BA.1. Angka reproduksi (R0) untuk BA.1 adalah sekitar 8.2, membuat R0 untuk BA.2 sekitar 12," ungkap ahli epidemiologi Profesor Andrian Esterman, seperti dilansir The Sun, Selasa (15/3/2022).

Berdasarkan angka ini, Prof Esterman mengatakan, daya tular BA.2 bisa dikatakan hampir mendekati daya tular penyakit paling menular di dunia, yaitu campak. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit bersama penderita campak untuk memicu terjadinya penularan.

Saat ini, campak sudah menjadi penyakit yang terkendali karena vaksinasi. Akan tetapi, sebelum vaksin campak dikembangkan, campak merupakan masalah kesehatan dunia yang menyebabkan jutaan kematian pada era 1980-an.

Berkaitan dengan Covid-19, saat ini beberapa negara sedang menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di tengah gelombang omicron. Akan tetapi, ahli menilai peningkatan ini bukan semata-mata hanya karena daya tular varian omicron.

Ahli menilai ada faktor-faktor lain yang juga turut berkontribusi pada meningkatnya kembali kasus Covid-19. Salah satu di antaranya adalah pelonggaran restriksi dan protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement