REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dijadwalkan melakukan kunjungan resmi pertamanya ke India pada 2 April mendatang. Penguatan hubungan bilateral menjadi tujuan utama lawatan tersebut.
Menurut keterangan yang dirilis kantor perdana menteri Israel, kunjungan Bennett akan bertepatan dengan peringatan 30 tahun hubungan diplomatik Israel-India. “Tujuan dari kunjungan tersebut adalah memajukan dan memperkuat aliansi strategis antara kedua negara, serta untuk memperluas hubungan bilateral,” katanya, dikutip laman Anadolu Agency, Ahad (20/3/2022).
Bennett, lewat akun Twitter pribadinya, turut menyampaikan kebahagiannya dapat mengunjungi India. “Saya senang melakukan kunjungan resmi pertama saya ke India atas undangan teman saya Perdana Menteri (India) Narendra Modi,” tulisnya.
Menurut dia, Israel dan India memiliki hubungan cukup erat. “Hubunhgan antara dua budaya unik kita, budaya India dan budaya Yahudi, sangat dalam, dan keduanya bergantung pada apresiasi yang mendalam serta kolaborasi yang bermakna,” ucapnya.
Bennett menilai, ada banyak hal yang dapat dipelajari negaranya dari India. “Inilah yang kita perjuangkan. Bersama-sama kita akan memperluas kerja sama ke bidang lain, mulai dari inovasi dan teknologi, keamanan dan suiber, hingga pertanian dan perubahan iklim,” ujarnya.
Bennett dan Modi bertemu untuk pertama kalinya di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow pada Oktober tahun lalu. Pada kesempatan itu, Modi mengundang Bennett untuk melakukan kunjungan resmi ke India.
Sejak memerintah pada 2014, Modi telah memberikan dimensi baru pada hubungan India dengan Israel. Sebelum Bennett menjabat, Modi pun menjalin hubungan dekat dengan mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu. Israel dan India mulai menjalin hubungan diplomatik pada 1992. Sejak saat itu, kerja sama kedua negara meluas. Israel menjadi salah satu pengimpor utama senjata ke India.
