Senin 21 Mar 2022 21:19 WIB

BI Dorong Pemulihan Sektor Riil untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Kita terus mengarah ke industrialisasi dan manufaktur.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Bank Indonesia dorong pemulihan sektor riil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2022.
Foto: BI
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Bank Indonesia dorong pemulihan sektor riil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia dorong pemulihan sektor riil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, banyak strategi dilakukan untuk memperbaiki sektor riil agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya bersifat jangka pendek. "Kita terus mengarah ke industrialisasi dan manufaktur. Kita dorong sektor riil dengan koordinasi yang kuat untuk transformasi ekonomi, agar saat pulih lebih kuat tidak hanya untuk jangka pendek," kata Perry dalam Kuliah Umum Leader's Insight BI, Senin (21/3/2022).

Baca Juga

Perry mengatakan, proyeksi BI untuk pertumbuhan ekonomi 2022 adalah 4,7-5,5 persen. Ia optimistis pendorong ekonomi pada tahun ini tidak hanya dari sisi ekspor tapi juga kenaikan konsumsi rumah tangga yang kembali pulih.

Selain itu, program hilirisasi juga terus ditingkatkan bersamaan dengan kenaikan investasi dan penanaman modal asing. Pemerintah juga terus menggelontorkan berbagai kebijakan stimulus untuk mendorong ekonomi.

"Insya Allah kita jaga harga-harga stabil di tengah gangguan pada sisi eksternal, kita lebih kuat untuk atasi dampak global," kata dia.

Menurutnya, sektor riil atau dunia usaha saat ini terus bangkit di tengah dampak ketegangan politik global dan normalisasi pasar keuangan. Sistem keuangan Indonesia juga tetap kuat, salah satunya ditandai dengan meningkatnya kredit pembiayaan hingga 6,6 persen per Februari 2022.

Kredit untuk UMKM bahkan mencapai 14,1 persen. Maka dari itu, ia optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih baik dan lebih kuat pada tahun ini.

Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. Berbagai langkah tersebut diumumkan saat Rapat Dewan Gubernur BI Maret 2022.

Pertama, memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi. Kedua, melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada perkembangan komponen SBDK secara granular serta faktor yang memengaruhi.

Ketiga, memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas dalam rangka menyambut Ramadhan serta Idul Fitri 2022. Keempat, mendorong kesiapan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) khususnya PJP first mover, dalam rangka implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) guna mendukung interlink antara perbankan dan fintech.

Kelima, memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan bekerja sama dengan instansi terkait. Serta bersama Kementerian Keuangan menyukseskan enam agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement