Selasa 22 Mar 2022 11:03 WIB

Kemenlu Rusia: Hubungan dengan AS di Ambang Kehancuran

Rusia menyayangkan pernyataan Joe Biden terkait sebutan "penjahat perang" untuk Putin

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Joe Biden. Rusia menyayangkan pernyataan Joe Biden terkait sebutan
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Joe Biden. Rusia menyayangkan pernyataan Joe Biden terkait sebutan "penjahat perang" untuk Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia telah memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia John Sullivan, Senin (21/3/2022). Pemanggilan dilakukan untuk menyampaikan bahwa saat ini hubungan Washington dan Moskow berada di ambang kehancuran total.

Kepada Sullivan, Kemenlu Rusia menyampaikan keluhannya tentang pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “penjahat perang”. Moskow tak dapat menerima pernyataan semacam itu.

Baca Juga

“Pernyataan seperti itu dari presiden AS, tidak layak untuk seorang negarawan berpangkat tinggi, menempatkan hubungan Rusia-Amerika di ambang putus,” kata Kemenlu Rusia.

Biden memang membuat pernyataan semacam itu belum lama ini. Biden merespons wartawan yang bertanya, apakah dia bakal menyebut Putin penjahat perang setelah melihat kondisi Ukraina digempur Rusia. “Saya pikir dia (Putin) adalah penjahat perang,” ujar Biden pada Rabu (16/3/2022) pekan lalu.  

Namun setelah itu Gedung Putih menyatakan, belum ada penetapan resmi mengenai potensi pelanggaran hukum internasional sejak Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sepakat dengan pernyataan Joe Biden yang menyebut Putin penjahat perang. “Secara pribadi saya setuju,” ucapnya pada Kamis (17/3/2022) pekan lalu.

Blinken menekankan, niat untuk mengincar warga sipil dalam pertempuran adalah bentuk kejahatan perang. “Sulit untuk menyimpulkan Rusia melakukan sebaliknya,” ujarnya.

Setelah itu, Biden menyinggung tentang serangan-serangan Rusia yang turut menyasar sekolah, rumah sakit, dan gedung teater di Ukraina. Menurutnya, serangkaian serangan itu merupakan bukti bahwa Moskow membidik fasilitas sipil, bukan militer, di seluruh Ukraina. 

AS diketahui telah menerapkan larangan impor minyak dan gas dari Rusia. Negeri Paman Sam pun menutup pintunya untuk komoditas laut, minuman beralkohol, dan berlian asal Rusia. Hal itu merupakan dua dari sejumlah sanksi yang diambil AS merespons serangan Rusia ke Ukraina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement