Selasa 22 Mar 2022 15:41 WIB

Hadapi Potensi Tsunami, BPBD Sukabumi Pasang Rambu Jalur Evakuasi dan Sirine

BMKG sebelumnya memetakan wilayah terancam tsunami di Jawa Barat

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Warga berjalan di dekat rambu peringatan bencana tsunami
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga berjalan di dekat rambu peringatan bencana tsunami

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi mengantisipasi potensi gelombang tsunami akibat terjadinya megathrust atau zona subduksi di pantai selatan Jawa Barat. Caranya dengan memasang rambu evakuasi dan sirene di tepi pantai.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memetakan wilayah yang terancam terkena gelombang tsunami paling tinggi akibat megathrust atau zona subduksi di pantai selatan Jawa Barat. Di mana ada lima kabupaten yang memiliki pesisir selatan yakni mulai dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran.

Baca Juga

''Pesisir selatan Sukabumi memang termasuk ke dalam wilayah yang terancam terkena tsunami,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Nanang Sudrajat, Selasa (22/3/2022). Kawasan pesisir pantai yang rawan tsunami itu membentang dari wilayah pantai Cisolok hingga pantai Tegal Buled sepanjang 117 kilometer.

Di mana wilayah rawan tsunami ini masuk dalam area 31 desa di 9 kecamatan yaitu Kecamatan Cisolok, Cikakak, Simpenan, Ciemas, Surade, Ciracap, Cibitung, Palabuhanratu, dan Tegalbuleud.

''Selain memetakan wilayah rawan, kami juga memasang rambu evakuasi dan sirine di tepi pantai,'' ujar Nanang. Upaya itu dilakukan untuk memastikan semua orang menyelamatkan diri ke jalur evakuasi yang telah disiapkan.

Di sisi lain BMKG juga pada akhir Agustus 2021 lalu melakukan uji coba penggunaan alat peringatan dini tsunami di pesisir pantai selatan Sukabumi yakni Palabuhanratu dan Cisolok. Sekretaris BPBD Kota Sukabumi Anita Mulyani mengatakan, bahwa uji coba ini perlu dilakukan untuk mengetahui fungsi dari alat pendeteksi tsunami yang terpasang di pantai Selatan Sukabumi.

Selain itu, hal tersebut merupakan simulasi yang sengaja dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami. Nantinya alat tersebut akan terintegrasi ke BPBD sebagai pusat pengendali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement