Selasa 22 Mar 2022 23:32 WIB

Soal Pawang Hujan, Kiai Mahbub: Jangan Mudah Cap Syirik dan Menghujat

Kiai Mahbub tak setuju dengan pawang hujan tetapi tak perlu menghujat

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Pawang hujan Rara Isti Wulandari (tengah) melakukan ritual saat hujan mengguyur Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Ahad (20/3/2022). Start balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia sempat diundur dari jadwal semula karena cuaca buruk.
Foto: ANTARA/Andika Wahyu
Pawang hujan Rara Isti Wulandari (tengah) melakukan ritual saat hujan mengguyur Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Ahad (20/3/2022). Start balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia sempat diundur dari jadwal semula karena cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Polemik pawang hujan di perhelatan MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat menuai pro dan kontra. Tak terkecuali terkait perspektif hukum Islam.  

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), KH Mahbub Maafi, menyebut kejadian pawang hujan saat gelaran MotoGP di Mandalika, memang bukan bagian dari ajaran Islam. Meski begitu, dia berharap agar umat tidak mudah menghujat dan melabeli syirik seseorang.  

Baca Juga

"Kalau kita menghakimi orang dengan cara pandang kita, maka semua akan salah. Kalau dia bukan Muslim terus kita hakimi dengan cara kita, ya semuanya salah. Sama mereka juga memandang begitu," jelas Kiai Mahbub kepada Republika.co.id, Selasa (22/3/2022). 

Sebagai Muslim, katanya, memang perlu mengatakan bahwa suatu yang jelas kesalahannya dalam syariat. Namun, itu tidak menghalangi Muslim untuk berperilaku sesuai ketentuan Islam juga.  

"Dalam konteks ini kita boleh tidak setuju, tapi kita harus katakan kalau itu memang sesuatu yang salah kita harus katakan. Tapi nggak perlu menghujat, ini cara kita berdakwah dan mendakwahkan ajaran kita," katanya.  

Terkait penggunaan jasa pawang hujan di gelaran MotoGP, dirinya mengakui tidak setuju dengan tindakan tersebut. "Saya juga nggak setuju cuma kan nggak perlu menghujat. Walaupun nyatanya tetap hujan kok. Tapi ya lucu memang zaman sekarang masih ada kayak gitu," ujarnya. 

Dia juga berharap agar umat tidak mudah melabeli tindakan seseorang sebagai syirik. Terlebih jika tidak mengetahui secara detail praktik yang dilakukan orang tersebut.  

"Bahwa dalam Islam mendatangi dukun yang meminta tolong ke jin tidak boleh, iya. Tapi pertanyaannya apakah yang dilakukan orang yang dianggap dukun itu begitu semua? Kan nggak juga," jelasnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement