Rabu 23 Mar 2022 17:34 WIB

Asita Jabar Berharap Penerbangan Langsung Dari Husein Sastranegara ke Malaysia

Diperlukan program promosi agar dapat berwisata dengan murah, nyaman dan aman

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju pintu keberangkatan domestik di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (8/3/2022). Pemerintah bakal menghapus syarat negatif Covid-19 baik melalui tes PCR dan Antigen bagi pelaku perjalanan domestik baik jalur darat, laut, maupun udara. Kebijakan tersebut hanya berlaku bagi masyarakat yang sudah menerima suntikan dosis vaksin Covid-19 lengkap atau dua dosis dan booster. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju pintu keberangkatan domestik di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (8/3/2022). Pemerintah bakal menghapus syarat negatif Covid-19 baik melalui tes PCR dan Antigen bagi pelaku perjalanan domestik baik jalur darat, laut, maupun udara. Kebijakan tersebut hanya berlaku bagi masyarakat yang sudah menerima suntikan dosis vaksin Covid-19 lengkap atau dua dosis dan booster. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dunia pariwisata mulai menggeliat pasca pandemi Covid 19. Hal itu salah satunya terlihat dari kebijakan Pemerintah Malaysia yang akan membuka secara penuh akses wisatawan yang ingin berlibur ke Negeri Jiran tersebut. 

Rencananya, pembukan askes mulai berlaku pada 1 April 2022. Menurut Koordinator Divisi Outbond ASITA Jawa Barat, Nico Darmawan Effendi, wisatawan dari Bandung dan sekitarnya sudah sangat menanti dibukanya akses pariwisata di sejumlah negara di ASEAN.  Selama ini, kata dia, Malaysia menjadi salah satu tujuan wisata warga Jabar ke luar negeri selain Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Baca Juga

Menurutnya, belum ada penerbangan langsung dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung atau Kerjatati di Majalengka memang jadi kesulitan wisatawan yang ingin bepergian di negara tetangga. Karena sekarang baru bisa dari Jakarta dan Bali. "Semoga saja karena Malaysia ini sudah mulai buka akses bakal ada pembukaan penerbangan dari Bandung. Karena ini juga akan menaikkan perekonomian di Bandung dan Jabar," ujar Nico kepada wartawan, Rabu (23/3).

ASITA berharap, pemerintah Malaysia dan sejumlah penerbangan dari Indonesia ke negara tersebut punya program promosi agar masyarakat dari Indonesia bisa berwisata dengan aman, nyaman, dan murah. Apalagi di tengah pandemik ini masyarakat masih berpikir-pikir untuk mengeluarkan uang demi berlibur. "Itu yang kami inginkan ada diskon lah. Karena kalau tiket mahal masyarakat pasti nahan dulu," katanya.

Sementara menurut Direktur Deputi Malaysia Tourism Promotion Board, Haryanty Abu Bakar, awalnya kebijakan Pemerintah Malaysia membuka secara penuh akses wisatawan akan berlaku pada 1 Maret. Namun, karena berbagai pertimbangan termasuk kasus Covid-19 yang kembali meningkat, maka pembukaan akses diundur sebulan."Sebelumnya akses masuk ke Malaysia menggunakan pesawat hanya lewat Bandar Udara Internasional Langkawi. Namun sekarang sudah bisa semua mulai dari akses udara, darat, dan laut," katanya.

Pada 1 April nanti, kata dia, wisatawan pun tidak akan diwajibkan untuk melakukan karantina. Mereka bisa langsung menikmati tempat pariwisata yang ada di Malaysia ketika sejumlah persyarat dipenuhi.

Hal ini dilakukan, kata dia, karena selama pandemik orang mancanegara masuk ke Malaysia untuk berwisata sangat sedikit. Ketika Malaysia sudah membuka akses orang asing masuk dari sejumlah negara pada 2020 misalnya, ketika awal pandemik juga jumlah orang mancanegara yang masuk ke Malaysia tidak banyak. Negeri Jiran hanya menerima 711 ribu orang dari Indonesia. Jumlah itu kalah dibandingkan orang Malaysia yang masuk ke Indonesia mencapai 980 ribu.

Jumlah itu pun, kata dia, diprediksi mayoritas tidak untuk berlibur, melainkan mereka yang bekerja atau menempuh pendidikan. "Maka 1 April ini kita harap makin banyak orang Indonesia datang ke Malaysia baik lewat Jakarta atau Bali yang bandara internasionalnya sudah buka. Dan kalau tidak salah pada 1 April nanti juga akan ada penerbangan dari Surabaya yang mulai beroperasi," paparnya.

Meski sudah tidak ada karantina, kata dia, pemerintah Malaysia tetap mengharuskan wisatawan mempersiapkan diri termasuk dalam protokol kesehatan. Sebelum keberangkatan mereka diwajibkan mengisi data dalam aplikasi MySejahtera. Aplikasi ini, kat dia, miliki PeduliLindungi yang dimiliki Indonesia. Terdapat formulir yang wajib diisi sehingga terdata oleh pemerintah Malaysia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement