Jumat 25 Mar 2022 19:45 WIB

Kepala BIN: Ibu Kota Nusantara Dirancang Siap Hadapi Pandemi Berikutnya

Desain IKN Nusantara juga mengambil berbagai pelajaran dari pandemi Covid-19.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana lahan hutan tanaman industri yang akan menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022). Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara seluas 6.671 hektare itu rencananya akan terbagi menjadi tiga klaster, yaitu klaster kawasan inti pemerintahan, klaster pendidikan, dan klaster kesehatan.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Suasana lahan hutan tanaman industri yang akan menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022). Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara seluas 6.671 hektare itu rencananya akan terbagi menjadi tiga klaster, yaitu klaster kawasan inti pemerintahan, klaster pendidikan, dan klaster kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, mengatakan, hidup di era normal baru berarti mengadopsi praktik mitigasi risiko penyebaran virus sebagai kebiasaan atau etika sosial baru. Menurut dia, mengikuti vaksinasi, memakai masker, dan langkah lain dalam mencegah risiko paparan Covid-19 harus dipandang sebagai wujud tenggang rasa dan tanggung jawab sosial.

"Rutin vaksin, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, harus dipandang sebagai wujud tenggang rasa dan tanggungjawab sosial menjaga diri dan orang lain dari paparan virus. Ini hanya sejumlah contoh dalam aspek budaya keseharian," ujar Budi lewat keterangan tertulisnya, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga

Budi juga menyampaikan, pada aspek kebijakan nasional, era normal baru ditandai dengan penguatan sistem kesehatan nasional yang senantiasa siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi. Sebab, dia menjelaskan, endemi yang tidak termitigasi bisa kembali berubah menjadi pandemi.

"Kedua, kajian para pakar menyimpulkan, Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir. Gaya hidup manusia, cara mereka memperlakukan alam, serta dampak perubahan iklim yang semakin terasa, sangat rentan memicu munculnya virus atau bio patogen lain yang sewaktu-waktu bisa merebak menjadi pandemi berikutnya," kata Budi.

Lewat perspektif itu Budi mengungkapkan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara justru mendapatkan momentum. Sejumlah orang memandang IKN belum saatnya dibangun karena sedang pandemi, tapi Budi melihat justru inilah saatnya Indonesia membangun IKN sebagai contoh kota yang tangguh menghadapi pandemi.

"Desain IKN Nusantara juga mengambil berbagai pelajaran dari pandemi Covid-19, kota yang tidak saja hijau, sehat, dan berteknologi tinggi, tapi sekaligus siap menghadapi pandemi. Dalam dua tahun ini, berbagai literatur tentang pandemic resilient cities banyak dipublikasikan karena dipandang sebagai salah satu tantangan masa depan dunia," jelas Budi.

Dia kemudian mengutip publikasi berjudul “Building More Resilient Cities to Endure Covid-19 and Future Shocks” yang diterbitkan oleh lembaga konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) yang mengatakan pandemi saat ini memberikan kesempatan bagi pemimpin perkotaan untuk mengambil pelajaran tepat agar membangun ketangguhan sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk jangka panjang, menghadapi bencana, wabah, baik yang alami maupun karena ulah manusia.

Budi menerangkan, desain kota yang tangguh terhadap bencana dan wabah akan melengkapi sistem ketahanan nasional dalam bidang kesehatan yang sedang dikembangkan untuk menghadapi ancaman wabah berikutnya. Termasuk di situ membangun kemandirian produksi vaksin, obat-obatan, dan peralatan, serta memperkuat surveillances system, forecasting and analytics sebagai bagian dari pengembangan medical intelligence.

"Kemampuan sebuah bangsa untuk survive ditentukan oleh kemampuannya mengambil pelajaran dari setiap tragedi. Apakah kita akan mengabaikan begitu saja Covid-19, padahal telah tercatat sebagai peristiwa yang paling mengubah dunia secara merata sejauh ini?" kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement