Selasa 29 Mar 2022 10:26 WIB

IHSG Dibuka Menguat Didukung Kebangkitan Saham Konsumsi

Penurunan saham sektor migas dan tambang menjadi pemberat kenaikan IHSG.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/3/2022). IHSG naik ke level 7.052,73 .
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/3/2022). IHSG naik ke level 7.052,73 .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/3/2022). IHSG naik ke level 7.052,73 setelah ditutup menguat sebesar 0,67 persen pada perdagangan kemarin.

Kenaikan IHSG pada awal perdagangan hari ini ditopang oleh menguat saham-saham sektor konsumsi. Saham ICBP, UNVR dan KLBF masing-masing melesat di atas 1 persen. Lalu saham ACES menyusul dengan menguat sebesar 0,99 persen serta GGRM naik 0,73 persen.

Baca Juga

Di sisi lain, penurunan saham sektor migas dan tambang juga menjadi pemberat kenaikan IHSG. AALI turun tajam hingga 3,67 persen dan ADRO terpangkas 2,10 persen. Sedangkan ITMG, PTBA dan INCO masing-masing terkoreksi satu persen. 

Turunnya saham sektor migas dan tambang dipengaruhi oleh anjloknya harga minyak mentah. "Di pasar komoditas, harga minyak mentah jatuh sekitar 7 persen karena implementasi kebijakan Lockdown di kota Shanghai," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (29/3/2022). 

China adalah negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia sehingga setiap ada penurunan permintaan akan menekan harga. Pada 2021, Cina mengkonsumsi sekitar 15 juta barel per hari (mbpd) dengan 10,3 mbpd berasal dari minyak impor. 

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun menjadi 2,46 persen dari 2,49 persen pada hari Jumat. Namun yield surat utang Pemerintah AS bertenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun sekarang lebih tinggi dari yield surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun.

"Ini mengindikasi sejumlah investor meyakini pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS akan mengerem laju pertumbuhan ekonomi AS atau bahkan memicu resesi ekonomi," kata Phillip Sekuritas Indonesia. 

Riset Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG berpeluang menguat dengan level support 7.000 dan resistance pada level 7.075. Beberapa saham berpotensi menguat dan dapat disimak secara teknikal.

ASGR 

Short Term Trend   : Sideways 

Medium Term Trend  : Bullish  

Trade Buy          : 825 

Target Price 1     : 855 

Target Price 2     : 870 

Stop Loss          : 795  

DGIK  

Short Term Trend   : Bullish  

Medium Term Trend  : Bullish   

Trade Buy          : 169 

Target Price 1     : 192 

Target Price 2     : 212 

Stop Loss          : 147 

MEGA   

Short Term Trend   : Bullish 

Medium Term Trend  : Bullish   

Trade Buy          : 6525 

Target Price 1     : 7100 

Target Price 2     : 7525 

Stop Loss          : 5975 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement