Selasa 29 Mar 2022 14:44 WIB

Enam Menlu Tetangga Afghanistan Hadir di China, Indonesia Bicara

Indonesia diundang sebagai tamu dan mendapat kesempatan bicara soal Afghanistan.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Menteri luar negeri di kabinet  yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi. Indonesia diundang sebagai tamu dan mendapat kesempatan bicara soal Afghanistan di China. Ilustrasi.
Foto: AP/Muhammad Farooq
Menteri luar negeri di kabinet yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi. Indonesia diundang sebagai tamu dan mendapat kesempatan bicara soal Afghanistan di China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Sebanyak enam menteri luar negeri (menlu) yang negaranya bertetangga dengan Afghanistan telah mengonfirmasikan kehadirannya dalam pertemuan membahas krisis Afghanistan di Tunxi, Provinsi Anhui, China, pada Rabu (30/3/2022) hingga Kamis (31/3/2022).

Menurut informasi yang didapatkan Antara Beijing dari Kementerian Luar Negeri China (MFA), Selasa (29/3/2022), keenam negara tersebut adalah Pakistan, Iran, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Baca Juga

Pelaksana tugas Menlu Afghanistan Amir Khan Muttaqi dijadwalkan berbicara dalam forum tersebut untuk menyampaikan situasi terkini di negaranya. Menlu Indonesia dan Menlu Qatar diundang sebagai tamu, demikian dijelaskan MFA.

Menurut jadwal yang didapat Antara Beijing, kedua menlu itu masing-masing mendapatkan kesempatan berbicara selama lima menit terkait isu Afghanistan. Selain Menlu Retno Marsudi, pada Jumat (31/3/2022) hingga Ahad (3/4/2022) China juga mendapatkan kunjungan dari tiga negara ASEAN lainnya yakni Menlu Thailand Don Pramudwinai, Menlu Filipina Teodoro L Locsin Jr, dan penjabat menteri luar negeri Myanmar U Wunna Maung.

Setelah itu, China dijadwalkan menerima kunjungan Menlu Panama Erika Mouynes pada Senin (4/4/2022). "Situasi Afghanistan sekarang sedang krisis. Rakyat Afghanistan sedang menghadapi berbagai tantangan dari dalam dan luar sehingga butuh bantuan dari negara lain," kata juru bicara MFA Wang Wenbin mengenai pertemuan di China bagian timur itu.

Meskipun tidak menyebutkan dengan jelas tentang peran Indonesia dan tiga negara ASEAN dalam membantu mengatasi krisis Afghanistan, Wang menganggap keempat negara ASEAN itu mitra penting China dalam kerangka kerja sama Prakarsa Sabuk Jalan (BRI).

"China akan bertukar pikiran lebih dalam lagi dengan semua pihak terkait situasi regional dan internasional terkini agar bisa berkontribusi positif dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan serta kemakmuran global," ujarnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

(QS. Al-A'raf ayat 187)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement