Rabu 30 Mar 2022 10:40 WIB

Koalisi Saudi Setop Operasi Militer di Yaman Selama Ramadhan

Gencatan senjata adalah langkah paling signifikan dalam upaya perdamaian.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Foto satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan api masih menyala di North Jiddah Bulk Plant Saudi Aramco setelah serangan oleh pemberontak Houthi Yaman menjelang balapan Formula Satu di Jiddah, Arab Saudi, Sabtu, 26 Maret 2022.
Foto: Planet Labs PBC via AP
Foto satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan api masih menyala di North Jiddah Bulk Plant Saudi Aramco setelah serangan oleh pemberontak Houthi Yaman menjelang balapan Formula Satu di Jiddah, Arab Saudi, Sabtu, 26 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman mengatakan, pihaknya akan menangguhkan operasi militer di Yaman untuk memastikan keberhasilan konsultasi perdamaian, Selasa (29/3/2022) malam waktu setempat. Penangguhan ini juga dikatakan untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi upaya perdamaian selama bulan puasa Ramadhan atas permintaan Dewan Kerjasama Teluk (GCC).

Kantor berita negara Saudi SPA mengutip pernyataan dari juru bicara resmi koalisi, Brigadir Jenderal Turki al-Malki mengatakan bahwa koalisi akan menangguhkan operasi militer di Yaman mulai Rabu pukul 06.00 waktu setempat.  Pernyataan itu mengatakan ini adalah langkah untuk mendukung semua upaya untuk mencapai resolusi yang komprehensif dan berkelanjutan bagi konflik Yaman. Hal ini juga digaungkan untuk mencapai keamanan dan stabilitas di negara persaudaraan Yaman.

Baca Juga

"Komando Pasukan Gabungan Koalisi akan mematuhi penghentian ini dan melakukan semua langkah dan prosedur yang diperlukan untuk memastikan keberhasilannya dan menciptakan kondisi menguntungkan yang diperlukan untuk konsultasi yang sukses dan lingkungan yang menguntungkan untuk Bulan Suci Ramadhan untuk berdamai dan mengakhiri konflik," katanya dikutip laman Anadolu Agency, Rabu.

Keputusan penangguhan ini juga menyusul seruan PBB untuk gencatan senjata selama bulan Ramadhan. PBB telah bekerja dengan aliansi militer yang dipimpin Saudi dan gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang telah berperang sejak 2015, untuk mengamankan kesepakatan damai dan mengurangi krisis kemanusiaan yang mengerikan di negara miskin itu.

Gencatan senjata adalah langkah paling signifikan dalam upaya perdamaian dalam lebih dari tiga tahun ketika masyarakat internasional berjuang untuk mengakhiri konflik tujuh tahun yang telah menewaskan puluhan ribu dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan. Proposal PBB menyerukan gencatan senjata sementara selama Ramadhan dengan imbalan mengizinkan kapal bahan bakar berlabuh di pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi dan sejumlah kecil penerbangan komersial beroperasi dari bandara Sanaa.

Pada 27 Maret, empat kapal bahan bakar menunggu di lepas pelabuhan Hodeidah, termasuk sebuah kapal tanker yang terjebak di daerah penahanan koalisi selama hampir tiga bulan. Bandara Sanaa telah ditutup sejak 2015, ketika koalisi melakukan intervensi setelah Houthi menggulingkan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi pada 2014. Koalisi mengendalikan laut dan ruang udara Yaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement