Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lbi

Memahami Gejala Cemas Berlebihan dan Penyebabnya

Gaya Hidup | Wednesday, 30 Mar 2022, 16:15 WIB

Kecemasan adalah salah satu problem yang paling merugikan kualitas hidup masyarakat saat ini. Tapi bagaimana mengidentifikasi gejala cemas berlebihan itu? Bagaimana kita tahu jika sedang menderita serangan kecemasan? Tidak selalu mudah untuk membedakan apakah yang Anda rasakan adalah kecemasan atau hal yang lain.

Banyak orang, di tengah krisis kecemasan, mengira mereka mengalami serangan jantung atau bahkan stroke. Kecemasan adalah perasaan yang terkait dengan kekhawatiran, kegugupan, dan ketakutan yang intens. Kendati sebagai reaksi alami tubuh, rasa cemas bisa menjadi masalah ketika mengganggu kehidupan penderitanya sehari-hari. Faktanya, gangguan kecemasan lebih umum daripada yang kita kira.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 264 juta orang menderita gangguan kecemasan di seluruh dunia. Selama ini mengalami sedikit kecemasan dalam kehidupan sehari-hari adalah normal. Misalnya, tidak ada yang lebih normal daripada perasaan cemas sebelum ujian penting atau sebelum berkencan dengan orang yang belum pernah kita temui sebelumnya. Perbedaan utama antara kecemasan normal dan gangguan kecemasan yaitu bila gangguan kecemasan akan menyebabkan gangguan kehidupan sehari-hari.

Gejala Cemas Berlebihan

Meskipun ada banyak jenis gangguan kecemasan, ada kemungkinan untuk menemukan pola dari gejala-gejala yang muncul. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami, berikut berbagai gejala paling umum dari gangguan kecemasan yang mungkin dialami penderita. Gejala cemas berlebihan biasanya akan menyerang fisik dan psikologis. Penyebab kecemasan bervariasi dari orang. Kita perlu menyadari gejala kecemasan ini dan jika gejala tersebut mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, segera ambil tindakan.

Gejala cemas yang menyerang fisik : mengi dan sesak napas, palpitasi dan nyeri dada, berbicara cepat, sensasi gemetar dan keinginan untuk menggigit kuku, menggoyangkan kaki dan tangan, ketegangan otot, pusing dan merasa ingin pingsan, mual dan muntah, lekas marah, migraine, mulut kering dan hipersensitivitas rasa, lengan mati rasa, keringat dingin dan insomnia.

Gejala cemas yang menyerang psikologis : kekhawatiran berlebihan, sulit berkonsentrasi, kegugupan, ketakutan terus menerus, merasa akan kehilangan kendali atau sesuatu yang buruk akan terjadi, ketidakseimbangan pikiran, perasaan menjadi pengamat luar dari kehidupan seseorang (depersonalisasi), dan merasa terputus dari lingkungannya (derealisasi).

Penting untuk dipahami bahwa kecemasan bukanlah hal yang buruk. Artinya, seseorang mungkin merasa cemas ketika mereka berpikir ada risiko atau ancaman di masa depan. Namun, masalahnya adalah ketika Anda kehilangan kendali dan lama menderita perasaan tersebut serta tidak memiliki kendali atas apa yang nyata.

Penyebab Cemas Berlebihan

Penyebab kecemasan sebenarnya tidak lebih dari reaksi normal tubuh terhadap kejadian di masa depan. Itu merupakan tipe adaptasi evolusioner yang ditemukan pada manusia sehingga peluang mereka untuk bertahan hidup meningkat. Sehingga, di satu sisi, kecemasan bia bermanfaat bagi manusia. Misalnya, kecemasan mengerjakan ujian dengan buruk dapat membuat kita belajar dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk hari ujian.

Memikirkan apa yang bisa keliru dalam perjalanan, misalnya, dapat membantu kita merencanakan lebih baik dan lebih menikmati momen tersebut. Namun, ada batas untuk rasa cemas "normal" tersebut. Faktanya, batas itu seringkali adalah garis tipis yang tak kentara. Tanda peringatannya yaitu ketika kejadian kecil sehari-hari sudah bisa mengakibatkan kecemasan yang tidak proporsional. Itu pastinya merepotkan. Penyebab gangguan kecemasan tak seluruhnya diketahui. Namun, ada bukti ilmiah bahwa sejumlah faktor risiko dapat memicu gangguan kecemasan diantaranya adalah :

1. Gen spesifik yang terkait dengan kecemasan yaitu apabila kerabat tingkat pertama punya kelainan maka kemungkinan meningkat pun jauh lebih tinggi.

2. Faktor lingkungan misalnya pekerjaan yang sangat menegangkan, rutinitas kehidupan yang sibuk.

3. Tipe kepribadian dimana sejumlah orang punya dasar kecemasan, artinya kepribadian mereka sendiri membuat mereka berisiko mengalami gangguan.

4. Jenis kelamin dimana wanita dua kali lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan.

5. Trauma yaitu peristiwa yang mengakibatkan dampak emosional yang tinggi seperti pelecehan merupakan faktor risiko gangguan kecemasan.

6. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan zat adiiktif lainnya. Kandungan yang ada didalam obat ini mengandung senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan psikis penyalahgunanya. Segera konsultasikan masalah Anda ke lembaga rehabilitasi narkoba untuk mendapatkan program pemulihan. Salah satu contoh dari penyalahgunaan kokain & ekstasi bisa menyebabkan rasa cemas dan efek samping lainnya.

Akhir kata

Banyak orang yang mengalami gangguan kecemasan, akibatnya bisa menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami rasa cemas berlebihan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika gangguan ini terus berkelanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image