Jumat 01 Apr 2022 09:51 WIB

Rusia Buka Koridor Kemanusiaan di Mariupol 

Koridor kemanusiaan dibuka setiap hari ke arah Kiev, Chernihiv, Sumy, dan Kharkiv.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gedung apartemen yang terbakar di timur laut Mariupol, Ukraina selama invasi Rusia pada Sabtu, 19 Maret 2022. Kementerian Pertahanan Rusia akan membuka koridor kemanusiaan pada Jumat (1/4/2022) pagi di kota Mariupol, Ukraina ke Zaporizhzhia.
Foto: AP/Maxar Technologies
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gedung apartemen yang terbakar di timur laut Mariupol, Ukraina selama invasi Rusia pada Sabtu, 19 Maret 2022. Kementerian Pertahanan Rusia akan membuka koridor kemanusiaan pada Jumat (1/4/2022) pagi di kota Mariupol, Ukraina ke Zaporizhzhia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia akan membuka koridor kemanusiaan pada Jumat (1/4/2022) pagi di kota Mariupol, Ukraina ke Zaporizhzhia. Pembukaan koridor kemanusiaan ini menyusul permintaan pribadi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada Presiden Vladimir Putin.

"Angkatan Bersenjata Rusia akan membuka kembali koridor kemanusiaan dari Mariupol ke Zaporizhzhia pada 1 April mulai pukul 10 pagi waktu Moskow," kata Direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev, dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga

Mizintsev mengatakan, koridor kemanusiaan dibuka setiap hari ke arah Kiev, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol. Mizintev mengatakan, tentara Rusia mematuhi gencatan senjata di titik-titik tersebut. 

Mizintev mencatat bahwa, dalam 24 jam terakhir, lebih dari 18 ribu orang, termasuk 3.400 anak-anak, dievakuasi ke Rusia dari daerah berbahaya di Ukraina. Dia menambahkan, sebanyak 115.347 orang telah diselamatkan dari Mariupol melalui koridor kemanusiaan, termasuk 3.235 dalam 24 jam terakhir.

“Sebanyak 527.607 orang telah dievakuasi sejak dimulainya operasi militer khusus, termasuk 108.219 anak-anak,” ujar Mizintev. 

Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari. Tindakan Rusia ini telah menimbulkan kemarahan internasional. Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara sekutu Barat lainnya telah menerapkan sanksi keras terhadap Moskow.

Menurut perkiraan PBB, setidaknya 1.232 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 1.935 terluka. PBB mengatakan jumlah korban yang sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi. Selain itu, lebih dari 4 juta warga Ukraina juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga. Sementara jutaan lainnya mengungsi di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement