Sabtu 02 Apr 2022 00:15 WIB

UNESCO: Warisan Budaya Dunia Terancam Perang di Ukraina

UNESCO memasang "Perisai Biru" untuk menandai situs dan monumen budaya.

Red: Esthi Maharani
Biara Gua, juga dikenal sebagai Kyiv-Pechersk Lavra, salah satu situs paling suci umat Kristen Ortodoks Timur, terlihat di Kyiv, Ukraina, Rabu, 10 Oktober 2007. Saat ibu kota bersiap menghadapi serangan Rusia di 2022, jantung spiritual Ukraina bisa terancam.
Foto: AP/EFREM LUKATSKY
Biara Gua, juga dikenal sebagai Kyiv-Pechersk Lavra, salah satu situs paling suci umat Kristen Ortodoks Timur, terlihat di Kyiv, Ukraina, Rabu, 10 Oktober 2007. Saat ibu kota bersiap menghadapi serangan Rusia di 2022, jantung spiritual Ukraina bisa terancam.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Puluhan bangunan gereja, situs bersejarah dan museum telah rusak karena perang di Ukraina, kata UNESCO pada Jumat (1/4/2022). Badan PBB itu mengatakan pihaknya juga khawatir dengan kondisi kota Chernihiv di utara.

Bulan lalu UNESCO mengatakan telah melakukan upaya perlindungan terhadap warisan budaya yang terancam hancur oleh invasi Rusia di Ukraina, salah satunya memasang "Perisai Biru" untuk menandai situs dan monumen budaya.

"Kami sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan dan kondisi warisan (budaya). Peninggalan manusia berada dalam bahaya (di Ukraina)," kata Ernesto Ottone, asisten direktur jenderal kebudayaan UNESCO, dalam jumpa pers.

UNESCO membuat daftar awal situs yang rusak total atau sebagian. Daftar pertama itu berisi 29 situs keagamaan, 16 gedung bersejarah, empat museum dan empat monumen. Kepala UNESCO Audrey Azoulay menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada awal Maret untuk mengingatkan bahwa Rusia menandatangani konvensi perlindungan warisan budaya di masa perang, kata badan tersebut. Namun, surat itu belum mendapatkan respons hingga sekarang, kata UNESCO.

Dalam perundingan pekan ini, Moskow mengatakan Rusia akan mengurangi serangannya di dekat ibu kota Kiev dan kota tetangganya Chernihiv untuk membangun kepercayaan. Ukraina dan negara-negara sekutunya mengatakan Rusia menarik pasukannya dari wilayah-wilayah itu bukan untuk menunjukkan niat baik tetapi karena mengalami banyak kekalahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement