Jumat 01 Apr 2022 20:35 WIB

Garut Manfaatkan 216 Ton Sampah Plastik Jadi Campuran Aspal

Bahan campuran plastik diharapkan bisa membuat aspal lebih tahan lama

Red: Nur Aini
Pekerja memperbaiki aspal yang rusak, ilustrasi. Pemerintah Kabupaten Garut bekerja sama dengan PT Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito memanfaatkan 216 ton sampah plastik jenis kresek untuk menjadi bahan campuran pembangunan jalan aspal di wilayah perkotaan Garut, Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja memperbaiki aspal yang rusak, ilustrasi. Pemerintah Kabupaten Garut bekerja sama dengan PT Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito memanfaatkan 216 ton sampah plastik jenis kresek untuk menjadi bahan campuran pembangunan jalan aspal di wilayah perkotaan Garut, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut bekerja sama dengan PT Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito memanfaatkan 216 ton sampah plastik jenis kresek untuk menjadi bahan campuran pembangunan jalan aspal di wilayah perkotaan Garut, Jawa Barat. Hal itu sebagai langkah inovasi agar jalan lebih tahan lama dibandingkan aspal biasa.

"Ada 200-an ton sampah plastik yang menjadi bahan campuran untuk pembangunan jalan aspal di Garut," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Jumat (1/4/2022).

Ia menuturkan Pemkab Garut sudah menjalin kerja sama untuk pembangunan jalan menggunakan aspal plastik pada tahun anggaran 2022 sepanjang 23 km, kemudian tahun berikutnya hingga total panjang jalan 50 km. Sampah plastik yang digunakan untuk jalan aspal di Garut itu, kata dia, merupakan hasil dari tempat pembuangan akhir sampah, kemudian dilakukan pengolahan oleh perusahaan untuk menjadi bahan campuran aspal.

"Dengan ditambahkan 10 persen plastik ini akan menambah kekuatan 40 persen," katanya.

Ia menyebutkan ada enam titik jalan yang pembangunannya menggunakan aspal campuran plastik yakni wilayah perkotaan, Kadungora-Leles, Samarang, dan Karangpawitan. Helmi menyampaikan saat ini sudah ada beberapa titik jalan yang sudah selesai menggunakan aspal plastik salah satunya jalan kawasan Pendopo atau Alun-alun Garut.

"Jalan yang sudah dibangun menggunakan aspal plastik yaitu di Alun-alun, hasilnya memang bagus terlihat lebih padat, lebih merekat, seperti di daerah lain di Cilegon, itu lebih awet," katanya.

Menurut dia penggunaan aspal plastik di Kabupaten Garut merupakan inovasi baru yang bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan khususnya dalam masalah sampah di Garut. "Kami menyambut baik penggelaran aspal plastik pertama kalinya di Garut ini. Tujuan utama kita mengadopsi program aspal plastik adalah untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang ada di Kabupaten Garut dan sekitarnya," katanya.

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai menyatakan proses pencampuran sampah plastik kantong kresek dalam proyek ini ramah lingkungan, karena prosesnya hanya mencampurkan dengan aspal tidak dibakar.

"Ini ramah lingkungan, plastik tidak dibakar melainkan dicampur dengan aspal panas, plastik dan aspal sama-sama dari minyak bumi, jadi tidak ada polusi," katanya.

Ia menyampaikan untuk pembangunan jalan sepanjang 23 km itu membutuhkan sekitar 216 ton atau setara dengan 28,8 juta lembar sampah plastik jenis kantong kresek yang selama ini tidak banyak didaur ulang.

"Dengan penggelaran aspal plastik di Garut ini, kami percaya bahwa permasalahan sampah plastik dapat ditangani dengan lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement