Sabtu 02 Apr 2022 00:42 WIB

Mahfud: Perlu Kolaborasi Tangani Narasi Negatif dan Konten Ekstremisme 

Pemerintah perlu kerja sama berbagai pihak terkait narasi negatif di ruang digital.

Red: Ratna Puspita
Menko Polhukam Mahfud MD.
Foto: Dok Kemenko Polhukam
Menko Polhukam Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia Mahfud MD mengatakan, ketersediaan saluran informasi akibat perkembangan teknologi membuat semua pihak perlu berkolaborasi menangani narasi negatif, informasi palsu atau hoaks, hingga konten ekstremisme. Pemerintah memerlukan kerja sama dan dukungan berbagai pihak dalam menangani dan mengelola narasi negatif, hoaks, dan konten ekstremisme lainnya yang tersebar di ruang digital.

Menurut dia, ruang digital yang saat ini telah menjadi sumber informasi bagi masyarakat, pada kenyataannya tak jarang menjadi tempat penyebaran berbagai konten negatif. Mahfud mengatakan, pemerintah akan terus memberikan perhatian terhadap konten-konten yang memuat ujaran kebencian, informasi hoax, dan bernarasi negatif yang tidak berdasar pada data dan fakta, yang beberapa tahun terakhir marak ditemukan di ruang digital.

Baca Juga

"Konten-konten yang seperti ini telah menggiring pemikiran bahkan membangun pemahaman yang salah di kalangan masyarakat terhadap suatu isu, yang pada akhirnya mengganggu persatuan bangsa dan stabilitas nasional," ujar Mahfud melalui video sambutannya saat acara gala premier Salam Forum oleh Wahid Foundation di Jakarta, Jumat (1/4/2022).

"Saya berharap, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat madani terus diperkuat dalam menjaga ruang digital yang aman, toleran, dan damai," imbuhnya.

Deputi Bidang Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto mengatakan, peran yang sangat signifikan untuk menangani narasi negatif hingga konten ekstremisme sebenarnya berada di tangan masyarakat. "Pemerintah itu memfasilitasi, yang berperan itu masyarakat. Kalau kampanye dibuat oleh masyarakat, itu pasti orang akan menonton. Misal membuat film tentang kehidupan sehari-hari dan pesannya langsung dari masyarakatnya sendiri. Itu akan lebih diterima. Credible voices ada di masyarakat," kata Andika.

Untuk itu, lanjut Andika, pemerintah sangat mendukung dan akan memfasilitasi berbagai organisasi masyarakat untuk bergerak menciptakan platform digital yang positif. Menurut Andika, narasi-narasi yang saat ini perlu digaungkan di masyarakat adalah mengenai toleransi, kehidupan beragama yang moderat, dan menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang damai.

"Saya yang lihat, yang lebih penting lagi adalah pesan-pesan yang memang datang dari masyarakat. Kalau pesannya dari pemerintah, orang akan bilangnya propaganda. Tapi kalau yang ngomong adalah teman-teman dari masyarakat, dari asosiasi, orang akan mendengar," ujar Andika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement