Senin 04 Apr 2022 14:31 WIB

Gula Alami Kelangkaan? Ini Penjelasan Ikagi

Ikagi menyebut kelangkaan terjadi karena kesenjangan importasi gula

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menimbang dan mengemas gula pasir kiloan di Gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Pasokan gula dikabarkan mulai mengalami kelangkaan di sejumlah daerah. Selain itu, harga juga mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 14 ribu per kilogram (kg).
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Pekerja menimbang dan mengemas gula pasir kiloan di Gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Pasokan gula dikabarkan mulai mengalami kelangkaan di sejumlah daerah. Selain itu, harga juga mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 14 ribu per kilogram (kg).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasokan gula dikabarkan mulai mengalami kelangkaan di sejumlah daerah. Selain itu, harga juga mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 14 ribu per kilogram (kg).

Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi), Aris Toharisman, mengatakan, kelangkaan yang sempat dirasakan masyarakat akibat adanya kesenjangan importasi karena harga gula yang sempat tinggi. Biaya pengapalan yang juga tinggi sehingga menjadi kendala dalam importasi gula.

Baca Juga

Adapun produksi dalam negeri pun mengalami hal serupa. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) pun menyampaikan, musim giling tebu tahun ini baru dimulai pada April khusus di Sumatera, Mei di Jawa, dan Juni di Sulawesi dan wilayah lainnya.

"Tapi, dengan harga acuan gula sekarang sebesar Rp 13.500 per kilogram (naik dari Rp 12.500 per kg) pasokan sudah mulai lancar," kata Aris kepada Republika.co.id, Senin (4/4/2022).

Ia mengatakan, dengan telah dinaikkannya harga acuan di tingkat konsumen, tidak ada kekhawatiran dari pelaku usaha dalam memasarkan gula di dalam negeri. Satgas Pangan, kata Aris, juga telah memahami kebijakan pemerintah menganai harga tersebut.

Tahun ini, pemerintah memberikan alokasi impor gula mentah sebanyak 900 ribu ton dan hingga Lebaran mendatang akan masuk sebanyak 772 ribu ton. Dengan pasokan itu, diyakini kenaikan permintaan gula dapat teratasi sehingga dipastikan tidak terjadi kelangkaan.

Aris yang juga menjadi Direktur Utama SugarCo, holding pabrik gula milik BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN), menyampaikan, sebagian besar importasi gula oleh BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN) telah terealisasi.

"PTPN mendapat alokasi impor 150 ribu ton gula kristal putih (GKP) dan itu sudah masuk semua," katanya.

Selain itu, juga mendapatkan penugasan 100 ribu ton impor gula mentah dan sebagian besar telah tiba di Indonesia. "Hanya saja, masih ada yang belum diolah," ujarnya.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), mencatat, rata-rata harga gula secara nasional hingga Senin (4/4/2022), mencapai Rp 14.850 per kg. Dengan kata lain, masih lebih tinggi dari acuan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 13.500 per kg. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement