Rabu 06 Apr 2022 16:18 WIB

Polri Sebut Densus 88 Antiteror Tangkap Lima Terduga Teroris di Tangsel

Kelima tersangka tersebut merupakan kelompok jaringan teroris Negara Islam Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan.
Foto: Dok Humas Polri
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima tersangka dugaan tindak pidana terorisme di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten. Penangkapan terhadap kelima tersangka dilakukan pada Ahad (3/4) sekitar pukul 07.00 WIB.

"Penangkapan ini merupakan pengembangan yang telah dilakukan beberapa waktu lalu di wilayah Sumatra Barat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan di Jakarta, Rabu (6/4/2022).

Ramadhan menjelaskan, kelima tersangka teroris tersebut merupakan kelompok jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII). Identitas kelima tersangka tersebut belum diungkap karena penyidik masih melakukan penelusuran dan pendalaman terhadap peran dan keterlibatannya. "Nanti kami sampaikan perkembangannya kemudian," ucapnya.

Pada Jumat (25/3/2022), Densus 88 menciduk 16 tersangka terorisme di wilayah Sumbar yang diduga terafiliasi dengan kelompok NII. Penangkapan ke-16 tersangka teroris itu dilakukan di lokasi berbeda, dengan rincian yakni 12 tersangka di Kabupaten Dharmasraya dan empat tersangka lain di Kabupaten Tanah Datar. Kelompok terduga teroris tersebut lantaran ingin menggulingkan pemerintahan RI yang sah.

Mereka terhubung dengan kelompok NII di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali, serta merekrut anggota secara masif di wilayah Sumbar dengan melibatkan anak-anak di bawah umur. Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus88 Antiteror Polri Kombes Aswin Azhar Siregar, Senin (28/3/2022), mengatakan, kelompok teroris tersebut juga memiliki keinginan mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi syariat Islam secara kaffah.

Mereka selama ini rutin berlatih melakukan kegiatan idad atau latihan ala militer. "Bahkan merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan," ujar Aswin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement