Rabu 06 Apr 2022 17:00 WIB

Akan Rights Issue, Bank Aladin Syariah Dapat Investor Baru Asal China

Bank Aladin Syariah berencana menambah modal minimum bank sesuai ketentuan OJK.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bank Aladin Syariah.
Foto: wikimedia.org
Logo Bank Aladin Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Aladin Syariah Tbk berupaya memperluas ekosistem digitalnya. Terbaru, penyedia teknologi asuransi InsurTech di Asia menjadi investor baru bank digital syariah pertama di Indonesia ini.

Presiden Direktur Bank Aladin Dyota Marsudi mengatakan nantinya ZA Tech akan berpartisipasi dalam penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Namun perusahaan belum menyebut ZA akan menyerap berapa persen saham.

Baca Juga

ZA Tech menjadi mitra strategis terbaru dapat berkolaborasi dengan Bank Aladin sebagai investor serta mitra bisnis yang berkomitmen penuh dalam memperkuat ekosistem bisnis Bank Aladin. Sebelumnya, Bank Aladin juga telah melakukan kerja sama dengan jaringan toko ritel terbesar di Indonesia (Alfamart) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

“Kerja sama Bank Aladin dengan ZA Tech merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk mendukung transformasi digital perusahaan asuransi serta mempercepat adopsi InsurTech di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/4/2022).

Menurutnya kerja sama ini juga menandakan bahwa semakin banyak pemain besar yang melihat proposisi nilai Aladin Bank dalam memperluas jangkauan keuangan syariah di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Dyota mengungkapkan, Bank Aladin ingin meningkatkan sinergi khususnya sektor asuransi Indonesia. 

Selain itu, dia berharap melalui inisiatif ini produk asuransi digital akan semakin terjangkau oleh masyarakat luas, mengingat ZA Tech merupakan InsurTech yang sangat inovatif secara global dan memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam memberdayakan transformasi digital bisnis asuransi.

“ZA Tech masuk sebagai salah satu investor Aladin Bank. Hal ini tentunya akan memperkuat Aladin Bank sebagai bank digital, baik dari sisi permodalan maupun berbagai rencana bisnis strategis ke depan,” ucapnya.

Sementara itu, General Manager ZA Tech Southeast Asia Young Yang menambahkan kemitraan ini merupakan salah satu komitmen ZA Tech dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

“Kolaborasi layanan perbankan digital syariah dengan InsurTech seperti Bank Aladin dan ZA Tech akan memberikan pilihan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi asuransi secara digital dan modern,” ucapnya.

Young menyebut pihaknya akan memfasilitasi Bank Aladin untuk mendemokratisasikan literasi keuangan, terutama segmen underbanked, serta memperluas jejaknya sebagai bank digital yang mengedepankan prinsip syariah. Adapun terobosan ini akan menciptakan landasan yang kokoh untuk berkolaborasi dengan kedua pihak, serta memberikan solusi inovatif kepada nasabah dan pasar asuransi di Indonesia. 

“Dengan cakupan kemitraan yang tidak terbatas hanya pada produk dan teknologi, ZA Tech dan Bank Aladin akan bekerja sama secara erat dalam jangka panjang. Pandangan jangka panjang ini dibuktikan dengan komitmen ZA Tech untuk menjadi investor Bank Aladin melalui proses rights issue terakhir yang sedang berlangsung,” ucapnya.

ZA Tech merupakan perusahaan joint venture antara ZhongAn Technologies International Group Limited (ZA International) dan SoftBank Vision Fund 1 berfokus pada ekspor produk dan solusi InsurTech mutakhir ke perusahaan asuransi dan platform Internet. Saat ini, jejak ZA Tech menjangkau Jepang, Singapura, Thailand, dan pasar Asia lainnya. Pada 2021, ZA Tech semakin memperluas bisnis InsurTech ke Eropa.

Sebelumnya, ZA Tech telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan asuransi dan platform Internet terkemuka di wilayah ini. Kemitraan teknologi digital regional yang telah terjalin yaitu dengan AIA, grup asuransi jiwa pan-Asia merupakan independen terbesar yang terdaftar secara publik, di pasar AIA di Asia tidak termasuk China Daratan.

Di Asia Tenggara, ZA Tech telah bekerja sama dengan Grab, perusahaan teknologi seluler decacorn, sedangkan di Indonesia telah bekerja sama dengan OVO, perusahaan dompet digital.

Bank Aladin Syariah berencana melakukan penambahan modal minimum modal bank yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minimal Rp 3 triliun pada tahun ini. Terlebih lagi, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Aladin pada 10 Februari lalu telah memberi restu untuk meningkatkan modal dasar perusahaan dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 5 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 28 Februari 2022, jumlah saham Bank Aladin sebanyak 13,26 miliar saham. Rinciannya, PT Aladin Global Ventures bertindak sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan 60,21 persen saham dan sisanya dimiliki pemegang saham publik sebesar 39,79 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement