Kamis 07 Apr 2022 00:32 WIB

BMKG: Waspadai Zona Aktif Gempa Pemicu Tsunami pada Masa Mudik Lebaran 2022

Terdapat beberapa zona aktif gempa berdasarkan analisis BMKG 6 bulan terakhir.

Red: Andri Saubani
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) dan Kepala Korp Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi (kanan) serta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (kiri) mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Rapat tersebut membahas kesiapan infrastruktur dan transportasi mudik Lebaran 2022.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) dan Kepala Korp Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi (kanan) serta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (kiri) mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Rapat tersebut membahas kesiapan infrastruktur dan transportasi mudik Lebaran 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat mewaspadai zona aktif gempa pemicu tsunami pada masa mudik Lebaran 2022. Dwikorita dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (6/4/2022), mengatakan terdapat beberapa zona aktif gempa yang dapat diperkirakan dari analisis kondisi kegempaan 6 bulan terakhir periode Oktober 2021-Maret 2022.

Dia menjelaskan, zona-zona yang berpotensi untuk mengalami gempa zona aktif adalah Aceh hingga Nias, kemudian Sumatera Barat hingga Kepulauan Mentawai, Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda hingga Banten. Menurutnya wilayah kegempaan ini semakin aktif, dan semakin perlu kewaspadaan.

Baca Juga

Selain itu, zona aktif gempa yang perlu diwaspadai ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga sampai ke Maluku dan Papua. "Yang perlu menjadi perhatian sebagian dari gempa-gempa tersebut dapat berkaitan dengan megathrust, ataupun dengan gempa dasar laut sehingga potensi tsunami memang masih dimungkinkan. Meskipun kita tidak memprediksi kapan terjadi, semuanya tidak bisa diprediksi, hanya bersiap-siap," kata Dwikorita.

Untuk kesiapan tersebut, Dwikorita mengatakan satu-satunya bandara yang saat ini paling siap untuk menghadapi tsunami dengan segala fasilitasnya adalah Bandara Internasional Yogyakarta. Sementara untuk bandara lainnya, menurut dia masih perlu banyak hal yang perlu disempurnakan. Terutama jalur evakuasi dan tempat evakuasi.

"Seperti di (Bandara) Ngurah Rai ini, jalur-jalur evakuasi sudah mulai diatur dan tempat evakuasinya sudah mulai disiapkan. Tapi bandara yang lain perlu lebih diperhatikan dan juga beberapa pelabuhan," kata Dwikorita.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement