Jumat 08 Apr 2022 04:30 WIB

Soal Tudingan Persipura, Pelatih Barito: Kami tak Pernah Menjual Harga Diri

Rahmad Darmawan mendukung adanya investigasi agar semua menjadi jelas.

Rep: Hartifiany Praisra/Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain dan ofisial Barito Putera berselebrasi setelah memastikan diri lolos dari zona degradasi usai pertandingan Liga 1 melawan Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3/2022). Barito Putera bermain imbang melawan Persib Bandung dengan skor 1-1
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Pemain dan ofisial Barito Putera berselebrasi setelah memastikan diri lolos dari zona degradasi usai pertandingan Liga 1 melawan Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3/2022). Barito Putera bermain imbang melawan Persib Bandung dengan skor 1-1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Barito Putera Rahmad Darmawan bersedia melakukan jenis sumpah apapun terkait tuduhan pengaturan di pertandingan pekan terakhir Liga 1 2021/2022 melawan Persib Bandung. Dia menegaskan timnya punya harga diri yang harus dijaga dari pada lolos dengan cara-cara kotor. 

Persipura Jayapura baru-baru ini melayangkan kecurigaan adanya pengaturan di laga pekan terakhir antara Persib melawan Barito dan PSS Sleman Vs Persija Jakarta yang menyebabkan Mutiara Hitam terdegradasi meskipun meraih kemenangan 3-0 atas Persita Tangerang. 

Baca Juga

Mendengar hal itu, Rahmad pun menceritakan bagaimana perjuangan timnya untuk bisa meraih hasil imbang 1-1 dan mengamankan posisi dari degradasi. Dia mengungkapkan bagaimana ketegangan dialami oleh tim sejak sebelum pertandingan hingga pertandingan berakhir. 

"Saya sudah mengantisipasi sejak H-1 pertandingan. Saat itu saya menyampaikan bahwa yang paling saya takutkan bukan kualitas teknik dan taktik, tapi bagaimana mental pemain menghadapi pertandingan yang sangat penting itu," kata Rahmad kepada republika.co.id, Kamis (7/4). 

Pelatih yang sempat menangani tiga tim dalam satu musim itu – Madura United, Rans Cilegon dan Barito – mengatakan, sudah banyak mengalami laga-laga krusial. Dia mengatakan, yang terpenting untuk menghadapi laga hidup mati adalah mengatasi mental pemain. 

Dia mengakui pemainnya bermain buruk di babak pertama melawan Persib. Itu membuat Barito beberapa kali menerima gempuran dari Persib yang bermain tanpa beban, sehingga membuat mereka bermain enjoy dan menciptakan banyak peluang. Di babak kedua baru dia berhasil memperbaiki mental pemain dan membuat permainan anak asuhnya membaik. 

"Tapi ada hal lain yang menambah ketegangan, yaitu ketika kita mendengar Persipura menang 2-0, PSS menang 1-0. Nah informasi itu membuat mereka drop. Sehingga akhirnya gak lama kita malah kemasukan," katanya. 

Rahmad kemudian merespons ketertinggalan itu dengan mengganti beberapa pemain dan akhirnya Barito bisa menyamakan kedudukan. "Memang butuh kerja keras luar biasa pada saat pertandingan terakhir itu dan yang paling menyulitkan adalah mental pemain drop untuk menghadapi satu pertandingan yang sangat penting," ujarnya. 

"Beda loh ya kalau pertandingan final dengan degradasi. Saya kan beberapa kali menghadapi pertandingan final, itu kalau kalah kita jadi peringkat dua, nah kalau kemarin kita kalah kita degradasi, nah itu lebih berat," kata dia. 

Pelatih berusia 55 tahun itu mengaku terkejut ketika semua perjuangan yang telah dilewati timnya, tiba-tiba dicurigai adanya pengaturan yang disengaja. Dia mengakui pandangan setiap orang terhadap pertandingan mungkin berbeda-beda. Tapi, kata dia, jika memang itu diatur maka buat apa timnya bersusah payah. 

"Kami pelatih dan pemain hanya bisa mengatakan sumpah demi Allah kami tidak melakukan itu. Kami tidak pernah menjual harga diri kami untuk mengatur suatu pertandingan. Kami fight dengan sikap profesional kami yang tinggi," kata Rahmad. 

"Saya lebih senang (kalau misal nanti diinvestigasi), agar clear dan tidak menjadi isu liar. Saya juga siap jika harus di-muhabalah (sumpah secara Islam)," kata dia.

Di tempat lain, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono menegaskan belum mau mengomentari aksi Persipura. 

"Saya belum melihat suratnya, jadi belum bisa komentar," kata Teddy, Kamis (7/4/2022). 

PSS Sleman juga enggan memberikan komentar apapun. Media Officer PSS Juan Tirta mengatakan, pihaknya lebih memilih untuk fokus pada persiapan tim musim depan. "Saya sudah coba berdiskusi dan beliau (Dirut PSS Andy Wardhanaputra) memilih untuk tidak berkomentar dan fokus ke persiapan tim menghadapi musim depan," kata Juan. 

Senada dengan itu, Persija juga enggan memberikan komentar atas tudingan tersebut. "Untuk kasus itu Persija belum bisa ngasih komentar ya, soalnya belum ada surat apa pun ke kita," kata MO Persija Kukuh Wahyudi kepada republika.co.id, kemarin.

Sekjen PSSI Yunus Nusi menyatakan, pihaknya sudah menerima surat dari Persipura dan akan segera menindaklanjutinya. "Hari ini (kemarin) akan kami serahkan ke Ketum (PSSI) dan Exco (Komite Eksekutif) untuk dibahas di tingkat Exco. Tentu juga Komdis akan menindaklanjutinya," kata dia. 

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement