Jumat 08 Apr 2022 13:57 WIB

Dampak Sirkuit Mandalika, Pemkab Lombok Tengah: Investasi Meningkat tapi tak Banyak

Pandemi Covid-19 menjadi kendala peningkatan investasi di Lombok Tengah

Red: Nur Aini
Wisatawan berjalan usai berfoto di depan tulisan dan lambang sirkuit Mandalika di kompleks Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Senin (21/3/2022). Sirkuit Mandalika menjadi destinasi sport tourism unggulan baru di Indonesia yang diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Foto: ANTARA/Andika Wahyu
Wisatawan berjalan usai berfoto di depan tulisan dan lambang sirkuit Mandalika di kompleks Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Senin (21/3/2022). Sirkuit Mandalika menjadi destinasi sport tourism unggulan baru di Indonesia yang diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyatakan bahwa investasi meningkat sebagai dampak pembangunan Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Investasi terus meningkat meskipun tidak banyak," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu (DPMP2T) Lombok Tengah, H Muhammad di Praya, Jumat (8/4/2022).

Baca Juga

Peningkatan investasi tersebut merupakan dampak dari keberadaan MotoGP di Sirkuit Mandalika dan beberapa potensi yang ada di Lombok Tengah. Beberapa investor datang untuk melihat potensi yang ada, meskipun belum melakukan pembangunan.

"Intinya peningkatan ada, tapi sedikit karena kondisi saat ini," katanya.

Menurutnya, kendala peningkatan investasi di Lombok Tengah adalah pandemi Covid-19, sehingga peningkatan tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan sebelum pandemi. Namun, pihaknya optimistis target investasi di Lombok Tengah bisa tercapai tahun ini.

"Pandemi ini yang masih menjadi kendala," katanya.

Ia mengatakan, target investasi di Lombok Tengah pada 2021 sebesar Rp3 triliun dan realisasi hampir Rp2,5 triliun. Sedangkan target investasi 2022 ini belum ditetapkan, karena masih menunggu hasil rapat koordinasi dengan pemerintah Provinsi NTB. Beberapa jenis investasi yang dominan saat ini adalah akomodasi, perumahan dan homestay serta beberapa pembangunan industri lainnya.

"Paling banyak itu di wilayah selatan," katanya.

Target investasi tahu lalu belum tercapai, karena pihak ITDC belum melakukan pelaporan kepada pemerintah pusat terkait anggaran pengembangan pembangunan di KEK Mandalika.

"Kalau melihat di lapangan, target investasi tahun lalu telah tercapai yakni lebih dari Rp3 triliun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement