Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lbi

Apa Saja Kategori Gangguan Kecemasan dan Depresi

Gaya Hidup | Friday, 08 Apr 2022, 19:18 WIB

Apa Saja Kategori Gangguan Kecemasan dan Depresi? Kecemasan menjadi respon normal dari tubuh dari stres yang diderita. Itu adalah perasaan takut atau khawatir mengenai apa yang akan terjadi. Hanya saja bila terjadi kecemasan berlebihan, itu merupakan "ketaknormalan". Gangguan kecemasan dan depresi dikategorikan menjadi beberapa kelompok utama sebagai berikut. Ketahui juga Apa Saja Ciri Cemas Berlebihan yang Butuh Perawatan

Gangguan Kecemasan Umum

Merupakan gangguan kronis dengan melibatkan kecemasan berlebihan maupun kekhawatiran berlarut-larut mengenai kejadian, obyek, maupun kondisi hidup yang tak khusus. Ini merupakan masalah kecemasan paling umum, dimana mereka yang mengalaminya tak selalu bisa menentukan dengan pasti apa penyebab kecemasan itu.

Baca juga Narkoba Bisa Bikin Cemas Berlebihan? Ini Solusinya!

Serangan Panik

Perasaan teror yang intens dalam durasi yang singkat atau mendadak. Serangan panik memanifestasikan dirinya dalam bentuk tremor, kebingungan, pusing, mual hingga sulit bernafas. Gejalanya akan memburuk dengan cepat, memuncak sesudah 10 menit yang bisa terus berlangsung hingga berjam-jam. Gangguan panik merupakan pengalaman mengejutkan dimana umumnya berlangsung usai masa-masa yang menakutkan atau stres berlarut-larut. Namun serangan panik pun bisa berlangsung tanpa pemicu. Individu yang merasakan serangan panik boleh jadi salah mengartikan sebagai penyakit yang bisa mematikan sebab gejala yang paling kerap dikeluhkan yaitu "merasa ingin mati" serta bisa mengakibatkan perubahan drastis dari perilaku guna menghindari serangan di masa mendatang.

Baca juga 6 Alasan Mengapa Narkotika dan Psikotropika Dilarang Peredarannya

Fobia Spesifik

Ini merupakan bentuk ketakutan irasional akan benda maupun kondisi tertentu. Fobia tak sama dengan gangguan kecemasan yang lain sebab membawa penyebab khusus yang dapat dikenali. Orang yang mengidap fobia boleh jadi memahami ketakutan sebagai tak masuk akal atau ekstrem namun ia masih saja tak mampu mengontrol rasa cemas yang terjadi. Penyebab fobia yaitu lingkungan (misalnya pesawat terbang atau lift), hewan (misalnya laba-laba, anjing, atau tikus) atau obyek keseharian yang ditemui.

Agorafobia

Kerap diartikan sebagai ketakutan terhadap ruang terbuka atau luar ruangan. Ini merupakan penyakit untuk orang-orang yang takut, sehingga menghindari tempat, kejadian atau kondisi di mana tak mungkin melarikan diri atau tak akan ada bantuan apabila terjebak di dalamnya. Individu yang menderita agorafobia boleh jadi tak berani keluar rumah atau masuk ke dalam lift maupun angkutan umum.

Fobia sosial

Itu merupakan ketakutan dengan penilaian buruk orang lain dalam kondisi sosial atau rasa malu bila berada di depan umum. Fobia kecemasan sosial meliputi beberapa perasaan, misalnya demam panggung, ketakutan akan keintiman, maupun kecemasan karena penghinaan dan penolakan. Gangguan tersebut bisa mengakibatkan seseorang menjauhi situasi publik maupun kontak dengan manusia hingga cukup sulit untuk menjalankan kegiatan normal sehari-hari.

Bisu Selektif

Merupakan jenis kecemasan yang umumnya dialami olehanak-anak yang tak mampu berbicara pada suatu tempat maupun konteks tertentu, misalnya sekolah. Kendati mereka boleh jadi punya kemampuan komunikasi verbal yang cukup bagus saat mereka berada dalam konteks yang akrab. Itu dapat menjadi tipe ekstrim dari fobia sosial.

Gangguan Kecemasan Pemisahan

Begitu berpisah dari orang lain atau tempat yang bisa memberikan perasaan aman, sebagian orang boleh jadi memperlihatkan gangguan kecemasan Separation anxiety ini dimana gejalanya serupa dengan serangan panik. Umumnya akan mulai hilang di usia kira-kira tiga tahun. Namun pada beberapa anak, gangguan kecemasan perpisahan bisa sebagai ciri dari suatu keadaan yang lebih gawat. Apabila yang diderita anak terlihat parah atau berlarut-larut, khususnya jika mengganggu ketika sedang sekolah atau kegiatan keseharian lainnya, pun muncul pula serangan panik, maka diduga anak memang menderita separation anxiety disorder. Kerap kali, kejadian tersebut berkenaan karena perpisahan dengan ayah atau ibu, maupun pengasuh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image