Jumat 08 Apr 2022 22:38 WIB

Ketua MUI Minta Pemerintah Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok

Momentum Ramadhan penting dijadikan spirit budaya hidup hemat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Warga mengantre untuk membeli minyak goreng curah saat proses penyaluran oleh PT Tanjung Sarana Lestari di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (8/4/2022). Kementerian Perindustrian mencatat kinerja distribusi minyak goreng curah bersubsidi naik pada April 2022 menjadi 5.424 ton per hari atau mengalami kenaikan rata-rata 800 ton per hari dibanding penyaluran pada Maret 2022. Ketua MUI Minta Pemerintah Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warga mengantre untuk membeli minyak goreng curah saat proses penyaluran oleh PT Tanjung Sarana Lestari di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (8/4/2022). Kementerian Perindustrian mencatat kinerja distribusi minyak goreng curah bersubsidi naik pada April 2022 menjadi 5.424 ton per hari atau mengalami kenaikan rata-rata 800 ton per hari dibanding penyaluran pada Maret 2022. Ketua MUI Minta Pemerintah Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pengembangan Seni Budaya dan Peradaban Islam KH Jeje Zaenudin meminta pemerintah bekerja keras mengatasi kenaikan beberapa bahan pokok, termasuk harga minyak goreng yang menjadi kebutuhan pokok yang sangat vital bagi masyarakat.

"Kita tentu sangat prihatin dengan situasi seperti ini. Pada saat umat Islam sedang puasa bulan Ramadhan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah diperparah dengan meroketnya harga-harga kebutuhan pokok," kata Kiai Jeje melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Jumat (8/4/2022).

Baca Juga

Kiai Jeje memahami kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah. Namun di sisi lain, rakyat juga mengetahui bahwa pemerintah memiliki program-program raksasa yang menggunakan anggaran sangat besar.

"Maka masyarakat berpikir bahwa sebaiknya pengendalian harga-harga kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat itu lebih diprioritaskan diatasi daripada proyek-proyek raksasa yang tidak bersentuhan langsung dengan hajat hidup masyarakat kecil," ujarnya.

Untuk itu, Kiai Jeje mengimbau masyarakat untuk semakin hemat dan mengendalikan diri dari budaya konsumtif. Hindari dan kurangi belanja barang dan benda-benda yang tidak terlalu penting.

Kiai Jeje menyarankan agar masyarakat yang mengalami kesulitan untuk memasak dengan minyak goreng karena harga yang tidak menentu, sedapat mungkin disiasati dengan berbagai pola masakan yang mengurangi penggunaan minyak goreng.

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Waketum PP Persis) ini juga mengajak umat Islam untuk menjadikan momen Ramadhan tahun ini sebagai sprit budaya hemat. "Momentum Ramadhan penting dijadikan spirit budaya hidup hemat dan bersahaja terlebih dalam menghadapi kesulitan ekonomi sekarang ini," jelas Kiai Jeje.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement