Senin 11 Apr 2022 15:58 WIB

Kanada Tegaskan Dukung Kepemimpinan G20 Indonesia di tengah Krisis Rusia-Ukraina

Pada G20 tahun ini banyak pihak yang inginkan Rusia keluar dari keanggotaan G20.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kanan) menerima kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Melanie Joly bersama delegasi terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/4/2022). Pertemuan tersebut membahas kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan energi.
Foto: ANTARA/BPMI-Lucas
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kanan) menerima kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Melanie Joly bersama delegasi terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/4/2022). Pertemuan tersebut membahas kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanada mengatakan akan terus mendukung kepemimpinan Indonesia di G20 tahun ini di tengah krisis Rusia dan Ukraina. Seperti diketahui, Indonesia yang menjadi presiden G20 tahun ini terjebak karena banyak pihak ingin Moskow keluar dari keanggotaan G20.

"Pada G20, saya menggarisbawahi betapa pentingnya G20 bagi masyarakat dunia. Masyarakat kita sedang menunggu hasil nyata dari G20, karenanya diperlukan kebijaksanaan terutama di masa yang penuh tantangan ini," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama dengan Menlu Kanada Melanie Joly, Senin (11/4/2022).

Baca Juga

"Kita tidak boleh kehilangan tanggung jawab jangka panjang G20 sebagai kelompok ekonomi utama dan katalis pemulihan ekonomi," ujarnya menambahkan.

Menlu Retno menuturkan bahwa Indonesia dan Kanada memiliki keprihatinan yang sama mengenai situasi di Ukraina. Sehingga menurutnya, ketegangan harus dikurangi dan perundingan pihak-pihak bertikai harus lebih diintensifkan.

"Masing-masing dari kita harus menggunakan pengaruh kita untuk menghentikan perang karena perang hanya membawa penderitaan bagi umat manusia," kata Retno.

Menlu Joly mengatakan hal serupa bahwa kedua negara memiliki keprihatinan yang sama. "Kami memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah," ujar Menlu Joly.

Ia juga mengapresiasi Indonesia mengenai upaya Indonesia menghadapi krisis Ukraina. Ia menyadari serangan Rusia ke Ukraina memiliki dampak negatif di berbagai forum multilateral.

"Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban Rusia, mendesaknya meninggalkan jalan kekerasan dan menghormati prinsip-prinsip dasar integritas teritorial dan kemerdekaan negara," tutur Joly dalam kunjungan pertamanya ke Jakarta.

"Kami pasti akan mendukung Indonesia sebagai pemimpin G20 dan memastikannya tetap berjalan," imbuhnya.

AS dan sekutu membidik G20 sebagai cara untuk menjatuhkan Rusia akibat invasinya ke Ukraina. Mereka menginginkan Indonesia, sebagai ketua G20 2022, tidak mengundang Moskow hadir dalam forum ini. Jika tidak, mereka tak akan datang ke G20.

Indonesia mengatakan dengan ini menjalani tugas sebagaimana mestinya ketua dan menolak usulan tersebut. RI telah mengundang semua pemimpin negara anggota untuk hadir di KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada November mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement