Selasa 12 Apr 2022 11:25 WIB

AS Kirim Kapal Induk ke Semenanjung Korea

Gugus tempur USS Abraham Lincoln beroperasi di perairan Semenanjung Korea.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan gugus tempur USS Abraham Lincoln beroperasi di perairan Semenanjung Korea.
Foto: South Korea Defense Ministry via AP
Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan gugus tempur USS Abraham Lincoln beroperasi di perairan Semenanjung Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan gugus tempur USS Abraham Lincoln beroperasi di perairan Semenanjung Korea. Hal ini disampaikan usai media Korea Selatan (Korsel) melaporkan pengerahan kelompok kapal tempur di tengah ketegangan uji coba rudal Korea Utara (Korut).

Pejabat tersebut mengatakan gugus tempur berada di Laut Jepang atau Laut Timur untuk berlatih dengan pasukan Jepang demi menjamin keamanan sekutu dan mitra di kawasan. Sementara pemerintah AS semakin khawatir Korut dapat menggelar uji coba nuklir bawah tanah dalam beberapa hari ke depan.

Pengiriman ini merupakan pengerahan gugus tempur pertama ke perairan antara Korsel dan Jepang sejak tahun 2017. Ketika kapal induk USS Ronald Reagan, Theodore Roosevelt dan Nimitz serta gugus tempur multi-kapal mereka dikerahkan untuk memamerkan kekuataan pada Korut yang menggelar uji coba rudal dan senjata nuklir.

Pada Selasa (12/4) kantor berita Yonhap mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan USS Abraham Lincoln akan beroperasi di sekitar perairan Korsel selama tiga sampai lima hari. Merespon laporan tersebut juru bicara Pasukan AS di Korea (USFK) mengatakan mereka tidak memberikan komentar pada latihan yang sedang atau akan berlangsung.

Dalam pertemuan pekan lalu, penasihat presiden terpilih Korsel ingin AS mengirimkan aset-aset strategisnya seperti kapal induk, pesawat bomber dan kapal selam ke Semananjung Korea. Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan mereka menyadari kapal induk AS berlayar di perairan internasional.

Namun mereka tetap menolak memberikan komentar mengenai laporan tersebut karena kapal itu merupakan aset militer AS. Sebelumnya Korut mengkritik setiap latihan militer AS sebagai persiapan perang dan hanya akan menambah ketegangan di kawasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement