Ahad 17 Apr 2022 03:56 WIB

Haris Pertama Ketua Umum DPP KNPI Hasil Kongres di Bogor 2018 yang Sah

Segelintir pengurus gelar Kongres KNPI menetapkan Ryano Satrya Panjaitan jadi ketum.

Red: Erik Purnama Putra
Ketua Bidang Hukum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medya Rischa Lubis.
Foto: Dok KNPI
Ketua Bidang Hukum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medya Rischa Lubis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Ketua Bidang Hukum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medya Rischa Lubis berkomentar terkait adanya segelintir pengurus yang menggelar Kongres KNPI di Hotel Sultan, Jakarta, pada 8-10 April 2022. Kongres tersebut secara sepihak menetapkan Ryano Satrya Panjaitan lewat proses aklamasi sebagai ketua umum DPP KNPI.

"Saya sungguh sangat heran dan tidak habis pikir terhadap segelintir orang yang merasa dirinya bagian dari hasil kongres KNPI tanggal 8-10 April 2022 di Hotel Sultan Jakarta, kenapa mereka meminta Ketum Haris untuk legowo atas terpilihnya Ryano," kata Medya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (16/4).

Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana al-Jamiyatul Washliyah (PP Isarah) tersebut mengatakan, mereka yang menggelar kongres ilegal merupakan bagian dari kelompok Noer Fajrieansyah yang kalah melawan Haris Pertama dalam Kongres KNPI di Bogor pada 18-22 Desember 2018. Haris meraih 84 suara sah mengungguli Noer dengan 82 suara hingga terpilih sebagai ketua umum DPP KNPI periode 2018-2021.

"Lalu (mereka) dengan curang membuat kongres lanjutan seolah-olah kongres pertama belum selesai? Saya tidak paham apa mereka tidak berkaca dan tidak mempunyai malu?" kata Medya menggugat.

Medya yang juga merupakan Sekretaris SC sekaligus pimpinan sidang pada Rapimpurnas KNPI yang lalu mengatakan, kongres yang sah hanyalah yang yang diselenggarakan oleh DPP KNPI pimpinan Haris Pertama. Sehingga adanya kongres di Hotel Sultan justru malah semakin memecah belah persatuan pemuda Indonesia.

"KNPI ini kan wadah berhimpun, stakeholder nya adalah OKP (organisasi kepemudaan) tingkat nasional. Coba deh rekan-rekan flashback ke belakang, pada saat Rapimpurnas di Hotel Sultan beberapa waktu lalu," ujar Medya.

Pada saat itu, kata dia, OKP tingkat nasional ramai-ramai pada tengah malam menyerukan dan menandatangani permufakatan bersama hanya menghadiri satu kongres yang diadakan oleh Ketua Umum Haris Pertama. Apabila terbukti ada OKP yang menghadiri kongres lain maka bersedia dicoret dari keberhimpunan KNPI. Sayangnya, menurut Medya, nyatanya mereka yang bermufakat tapi juga yang mendorong terselenggaranya kongres di Hotel Sultan.

"Padahal, mereka tahu bahwa Kongres Pemuda XVI KNPI yang legitimatasi baru akan dilaksanakan di Maluku Utara pada tanggal 15 sampai 22 Mei 2022. Jadi, semakin jelas kan adanya kongres di Hotel Sultan malah semakin memecah persatuan di antara pemuda nasional, bukan menyelesaikan," kata Medya.

Medya juga mengatakan bahwa amanat Rapimpurnas KNPI yang telah disepakati oleh OKP Nasional, salah satunya adalah verifikasi secara faktual terhadap para peserta kongres. Di antaranya perlu diverifikasi apakah kepengurusannya masih aktif atau tidak, apakah sudah memenuhi batas minimal kepengurusan di tingkat daerah atau tidak, dan lain-lain. "Kalau tidak memenuhi persyaratannya maka tidak bisa jadi peserta kongres," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement