Senin 18 Apr 2022 11:07 WIB

Zelenskiyy Lakukan Pembicaraan dengan IMF untuk Stabilitas Keuangan Ukraina

Ukraina saat ini mengalami defisit anggaran sekitar 5 miliar dolar AS per bulan.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dari Kyiv, Ukraina, Jumat, 15 April 2022.
Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP
Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dari Kyiv, Ukraina, Jumat, 15 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy mengatakan pada Ahad (17/4/2022) bahwa dia berbicara dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva. Pembicaraan ini membahas tentang stabilitas keuangan Ukraina dan rekonstruksi pascaperang negara itu.

"Membahas dengan Direktur Pelaksana IMF Georgieva masalah memastikan stabilitas keuangan Ukraina & persiapan untuk rekonstruksi pasca perang. Kami memiliki rencana yang jelas untuk saat ini, serta visi prospek. Saya yakin kerja sama antara IMF dan Ukraina akan terus berlanjut," kata Zelenskiy melalui akun di Twitter.

Baca Juga

Georgieva mengkonfirmasi kabar dari presiden Ukraina itu dalam sebuah cicitan. "Terima kasih untuk panggilan yang sangat baik hari ini," tulisnya menanggapi akun Twitter Zelenskiy.

Menurut Georgieva dukungan merupakan hal penting untuk meletakkan dasar untuk membangun kembali kompetitif modern di Ukraina.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan sebelumnya, dia akan menghadiri pertemuan IMF dan Bank Dunia di Washington pekan ini. Dia akan mencoba mencari lebih banyak bantuan keuangan untuk Ukraina.

"Kami membutuhkan lebih banyak uang untuk melaksanakan kewajiban kemanusiaan dan sosial kami. Sekarang, hanya setengah dari ekonomi kami yang berfungsi. Jadi kami meminta dukungan keuangan," kata Shmyhal.

Shmyhal menambahkan bahwa Ukraina saat ini mengalami defisit anggaran sekitar 5 miliar dolar AS per bulan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement