Senin 18 Apr 2022 20:41 WIB

WHO Masih Nyatakan Covid-19 sebagai Kondisi Darurat Kesehatan

WHO belum menyatakan akan mencabut kondisi darurat Covid-19.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
WHO belum menyatakan akan mencabut kondisi darurat Covid-19.
Foto: www.pixabay.com
WHO belum menyatakan akan mencabut kondisi darurat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Covid 19 tetap menjadi kondisi darurat kesehatan masyarakat hingga kini. Bahkan ketika kematian global akibat virus tersebut telah mencapai level terendah sejak Maret 2020.

Baik WHO maupun Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS pertama kali menyatakan Covid 19 sebagai darurat kesehatan masyarakat pada Januari 2020. Lebih dari dua tahun kemudian, situasi pandemi telah membaik, tapi para pakar kesehatan global percaya virus itu masih menjadi ancaman kesehatan utama.

Baca Juga

"Masih banyak yang harus dilakukan sebelum WHO dapat mencabut kondisi ini," ujar Direktur Jenderal organisasi itu Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari laman NPR, Senin (18/4/2022).

Beberapa negara masih menyaksikan lonjakan kasus yang serius yang memberi tekanan pada rumah sakit. "Dan kemampuan kami untuk memantau terganggu karena pengujian telah berkurang secara signifikan," ujarnya.

Di bawah deklarasi darurat kesehatan masyarakat yang dikeluarkan oleh WHO, sebuah komite dibentuk dan didedikasikan untuk menangani virus. Komite darurat Covid 19 itu akan memutuskan kapan harus mencabut deklarasi darurat. 

Tidak jelas kapan itu mungkin terjadi, tetapi kelompok itu akan mempertimbangkan tingkat upaya internasional untuk menahan virus. Selain itu, mereka juga akan melihat data tentang tingkat infeksi untuk memutuskan kapan harus mengakhiri darurat kesehatan global.

Menurut data WHO, secara global, 22.336 kematian akibat Covid 19 tercatat pekan lalu. Itu merupakan hitungan terendah sejak pekan 30 Maret 2020.

Tedros mengatakan, keputusan komite darurat Covid 19 WHO ini bermula dari tingkat infeksi yang masih tinggi di beberapa wilayah Eropa dan China. Dia mengatakan, Covid masih berkembang menjadi jenis baru yang tetap menjadi perhatian.

"Virus ini dari waktu ke waktu menjadi lebih mudah menular dan tetap mematikan terutama bagi mereka yang tidak terlindungi dan tidak divaksinasi yang tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan dan antivirus," ujarnya.

Perusahaan asuransi swasta juga diharuskan menanggung semua biaya yang terkait dengan tes dan vaksin Covid. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) akan mempertahankan mandat ini untuk menilai dampak potensial dari peningkatan kasus pada penyakit parah, termasuk rawat inap dan kematian, dan kapasitas sistem perawatan kesehatan.

"AS rata-rata melaporkan sekitar 29 ribu kasus Covid baru dan 452 kematian baru setiap hari," ungkap CDC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement