Pisang Kapik, Salah Satu Jajanan Favorit Buka Puasa di Bukittinggi

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda

Selasa 19 Apr 2022 03:16 WIB

Penjual menata buah pisang, (ilustrasi). Foto: ANTARA/Abriawan Abhe Penjual menata buah pisang, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pisang Kapik, salah satu pangan tradisional di Kota Bukittinggi cukup diminati selama bulan Ramadhan. Pisang kapik terbuat dari pisang mengkal yang dipanggang terlebih dahulu. Kemudian dikapik atau digeprek.

Lalu, pisang yang sudah dikapik diberi parutan kelapa dan diaduk dengan gula aren cair.

Baca Juga

Karena rasanya manis inilah pisang kapik digemari masyarakat selama bulan puasa.

Lokasi yang mudah untuk mendapatkan jajanan Pisang Kapik adalah di belakang Pasar Atas, Kota Bukittinggi. Salah seorang penjual pisang kapik, Anik, mengaku dirinya sudah menjual ini selama 50 tahun.

"Untuk yang berukuran kecil Rp 5.000 dan Rp 8.000 untuk yang ukuran besar," kata Anik, Senin (18/4/2022).

Anik mengatakan dirinya berjualan pisang kapik saat Ramadhan ini sejak siang sampai menjelang berbuka puasa. Menurut Anik, pisang kapik yang ia jual masih tipe tradisional. Yang hanya memakai kelapa parut dan gula aren cair.

Ia menyebut saat ini sudah banyak pisang kapik dengan sentuhan kekinian. Yakni diberi keju, cokelat dan aneka rasa lainnya yang digandrungi anak muda. "Saya jual yang tradisional aja. Karena itu yang banyak disukai orang," ucap Anik.

Ia menceritakan membuat pisang kapik tidaklah sulit. Pertama, menyediakan pisang kepok atau pisang batu. Agar lebih renyah, pilihlah pisang yang setengah matang atau masih mengkal. Menurut Anik, kalau memilih pisang yang sudah matang, jadinya akan terlalu lembek.

Sebagai bahan campuran, tinggal menyediakan parutan kelapa, kemudian gula aren cair serta beberapa helai daun pandan sebagai penyedap aromanya.

Setelah bahan-bahan ini cukup, langkah pertama adalah meletakkan pisang kepok yang sudah dikupas di atas bara api. Proses pemanggangan ini kira-kira sekitar 15 menit atau sampai pisang berwarna kecoklatan.

Sembari memanggang pisang, gula aren cair tadi diaduk dengan parutan kelapa. Perpaduan gula aren dan parutan kelapa ini kemudian diberi daun pandan. Lalu diberi sedikit garam untuk penyeimbang rasa.

"Pisang yang telah matang tadi, diangkat dan lalu di 'kapik" atau digeprek hingga pipih," ujar Anik.

Setelah itu, pisang yang sudah digeprek tinggal ditaburi dengan gula aren cair. Pisang kapik khas Sumatra Barat siap Anda nikmati.

"Selain pakai parutan kelapa, bisa juga menggunakan coklat tambah keju, atau lainnya tergantung selera. Tapi yang ini adalah yang aslinya," ujar Anik.