Selasa 19 Apr 2022 18:57 WIB

Satgas: Penerapan Prokes Optimalkan Perlindungan Saat Mudik

Satgas minta penerapan prokes dijalankan mengingat ada varian baru Omicron

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, vaksinasi mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penularan Covid-19. Berdasarkan hasil serosurvey pada Maret 2022, sebesar 99,2 persen populasi Indonesia telah memiliki antibodi atau kekebalan spesifik terhadap virus Covid-19, baik dari infeksi alami maupun vaksinasi.
Foto: Satgas Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, vaksinasi mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penularan Covid-19. Berdasarkan hasil serosurvey pada Maret 2022, sebesar 99,2 persen populasi Indonesia telah memiliki antibodi atau kekebalan spesifik terhadap virus Covid-19, baik dari infeksi alami maupun vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, vaksinasi mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penularan Covid-19. Berdasarkan hasil serosurvey pada Maret 2022, sebesar 99,2 persen populasi Indonesia telah memiliki antibodi atau kekebalan spesifik terhadap virus Covid-19, baik dari infeksi alami maupun vaksinasi.

Namun demikian, untuk memberikan perlindungan yang optimal saat perjalanan mudik, masyarakat perlu menerapkan protokol kesehatan baik selama perjalanan dan juga setelah sampai tujuan.

“Agar terlindungi optimal khususnya saat menjalani mudik, penerapan protokol kesehatan saat sebelum selama perjalanan, dan saat setelah sampai tujuan tetap harus diutamakan,” kata Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (19/4).

Wiku menyampaikan, kebijakan terkait relaksasi mobilitas di masa pandemi Covid-19 saat ini juga masih berlangsung melalui berbagai pertimbangan termasuk data. Selain itu, hingga saat ini pemerintah juga belum menemukan jenis percampuran baru varian Omicron dengan varian lainnya di Indonesia.

“Beberapa jenis percampuran baru varian Omicron dengan varian lain yang ditemukan di beberapa negara dan masih dalam proses penelitian, belum ditemukan di Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi penularan Covid-19 selama periode libur lebaran 2022. Sebab, meskipun 99,2 persen dari populasi Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19, namun potensi penularan masih tetap ada mengingat masih banyaknya kasus di sejumlah negara tetangga.

Selain itu, Menkes juga menyebut, ukuran kadar antibodi masyarakat juga mengalami kenaikan. Pada Desember lalu, kadar antibodi masyarakat Indonesia masih sekitar 500-600. Sedangkan pada Maret ini, kadar antibodi masyarakat telah mencapai 7.000-8.000.

Hal ini, kata dia, menunjukan bahwa banyak masyarakat yang sudah memiliki antibodi dan kadar antibodi yang dimiliki masyarakat juga tinggi.

“Catatan dari Bapak Presiden yang tadi juga disampaikan oleh Pak Menko adalah, sangat baik kalau kita tetap hati-hati dan waspada. Kenapa, karena tetap banyak yang kita belum ketahui dari virus ini dan beberapa negara tetangga negara besar seperti Cina, Hong Kong itu kasusnya masih naik tinggi. Kalau kita kasus hariannya 600, Korea Selatan itu masih ratusan ribu,” ujar Menkes Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (18/4).

Karena itu, lanjut Menkes, Presiden mengarahkan agar masyarakat tetap berhati-hati dan tak jumawa. Aktivitas dan kegiatan masyarakat dapat kembali dilakukan secara normal, namun tetap berhati-hati.

Budi pun mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker. Menurut dia, pemerintah juga tak perlu terburu-buru mengikuti negara lain yang terlalu agresif dalam melonggarkan kebijakan Covid-19.

“Tidak usah terlalu terburu-buru mengikuti negara lain yang terlampau agresif tapi kemudian malah naik lagi, karena sayang momentum perbaikannya sudah kita capai dan ini juga akan sangat mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depannya,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement