Kamis 21 Apr 2022 16:47 WIB

Sri Mulyani: Potensi Peranan Perempuan Dorong Ekonomi 28 Triliun dolar AS

Sri Mulyani potensi kesetaraan perempuan hampir 20 kali PDB Indonesia

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani menyebut Salah satu studi McKinsey menunjukkan apabila perempuan diberi kesempatan yang sama, dunia mendapat nilai tambah manfaat hingga 28 triliun dolar AS
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani menyebut Salah satu studi McKinsey menunjukkan apabila perempuan diberi kesempatan yang sama, dunia mendapat nilai tambah manfaat hingga 28 triliun dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut kebijakan ekonomi mampu menciptakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Hal ini mengingat banyak negara di dunia yang memandang sebelah mata keberadaan perempuan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan tertentu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ibu berperan sebagai pendidik dan tiang keluarga, juga memiliki peranan sangat penting dan perekonomian, bahkan pemerintahan. 

“Salah satu studi McKinsey menunjukkan apabila perempuan diberi kesempatan yang sama, dunia mendapat nilai tambah manfaat hingga 28 triliun dolar AS,” ujarnya saat webinar Bincang Kartini Masa Kini, Kamis (21/4/2022).

Menurutnya dengan hanya mempercepat kesetaraan wanita, potensi ini hampir melebihi 20 kali produk domestik bruto (PDB) Indonesia."Ini 26 persen jauh lebih besar daripada ekonomi dunia. Ini potensi luar biasa," katanya.

Sri Mulyani menyebut saat ini sudah banyak perempuan yang membuktikan dirinya layak dan pantas untuk mengemban tugas dan wewenang yang biasanya dilakukan laki-laki seperti forum Menteri Keuangan dan Bank Sentra Dunia di Washington DC yang dipimpin oleh para perempuan dari berbagai negara. 

Mereka adalah Managing Director IMF Rustalina sebagai pemimpin rapat dan Menteri Keuangan Spanyol Nadia. Presentasi rapat pagi ini juga dilakukan FSB Ral Bernard dan perwakilan IMF lainnya yang juga perempuan.

"Jadi empat perempuan hari ini bicara ekonomi dunia dan bagaimana dunia mengelola keuangan di tengah geopolitik yang membuat harga energi dan pangan melonjak tinggi sehingga bisa mengancam pemulihan ekonomi," ucapnya.

"Banyak sekali sekarang pejabat keuangan yang perempuan. Ada menteri keuangan pertama di Amerika Serikat, Gubernur Bank Sentral di Eropa, Menteri Keuangan di Spanyol, Kanada, India dan Menteri Keuangan Indonesia juga perempuan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement